Tanggulangi Darurat Malaria dan DBD di Nias Selatan, Dinkes Sumut Fokus 16 Langkah Penanganan

Plt Kadinkes Sumut, Basarin Yunus Tanjung.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Dalam penanganan darurat wabah demam berdarah dengue (DBD) dan malaria, di Kabupaten Nias Selatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara menyiapkan 16 langkah tindakan. Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumut berangkat ke Nias Selatan untuk bergabung dengan tim dari Pusat.

Pj Bupati Langkat Ikuti Seleksi Jabatan Kadis Kesehatan Sumut, Lulus Assesment Test

Tim terdiri dari dr. Nora Violita Kasi P2PM & Survim, M. Fatan (Program Malaria dan Vektor), Veralina (Pj Program Arbovirosis DBD), Wahyuni (Program Surveilans), dan Winda (UPT Labkesda Prov Sumut).

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Basarin Yunus Tanjung mengatakan, bantuan lain juga didatangkan dari tim pusat, yakni, satu orang Pusat Krisis Kemenkes, Tim Malaria Kemenkes RI, Tim Arbovirosis.

DPW ASPRINDO Sumut akan Gelar Muswil dan Dialog Publik Membangun Masa Depan Sumut

"Tim pusat membawa logistik RDT Combo dan NS1 untuk Skrining DBD, RDT Malaria 1000 test (40 kotak), Insektisida 50 liter, Kelambu berinsektisida (LLIN = Long Lasting Insecticide Net) 1000 pcs, dan PMT Bumil dan PMT Balita," ucap Basarin, di Kota Medan, Senin 19 Agustus 2024.

Dia menyampaikan, data kumulatif kasus malaria Kabupaten Nisel sebanyak 730 kasus, sedangkan kumulatif kasus DBD Nisel 248 kasus. Dengan rincian, Pasar Pulau Tello 9 kasus, Onaya 3 kasus, Sinauru 1 kasus, Orahili Pulau Tello 1 kasus, Ziangbiang 1 kasus, Hiliamodula 1 kasus, Siefa Banua 1 kasus, Bawodobora 1 kasus, Simaluaya 1 kasus, Sebuasi 1 kasus.

Sambut Kepulangan Paskibraka Nasional Asal Sumut, Pj Gubernur : Kebanggaan Kita Semua

Basarin mengatakan, Dinkes Sumut menyiapkan 16 tindakan dalam penanganan malaria dan DBD di Nisel. Di antaranya koordinasi dengan instansi terkait dan mendirikan posko bantuan. "Hari ini Senin, 19 Agustus 2024, Kadis Nisel akan turun bersama Danramil. Rabu 21 Agustus 2024, Bupati Nisel akan turun bersama Forkopimda ke Pulau-pulau Batu dan tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumut juga akan ikut turun," pungkasnya.

16 tindakan penanganan darurat malaria dan DBD Pemprov Sumut

1. Membentuk Posko di Teluk Dalam dikomandoi Sekda Nisel

2. Membentuk pos 2 penanggulangan KLB DBD dan Malaria di Pulau Tello dan Pulau Simuk

3. Tim sudah di Nisel membawa logistik

4. Rapat Koordinasi dengan BPBD Provinsi Sumut sudah dilaksanakan sejak Jum'at, 16 Agustus 2024 dengan beberapa hasil rapat, di antaranya Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumut membawa logistik.

5. Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumut akan melakukan tupoksi di bidang Penanggulangan KLB DBD dan Malaria. Seperti, skrining, pengobatan dan perawatan, pemantauan minum obat malaria, penyelidikan epidemiologi (EP) DBD dan PE 125 program malaria, pelacakan kontak erat.

6. Pengendalian vector pembawa penyakit, mengidentifikasi vektor dan tempat-tempat perindukan vektor penyebab penyakit

7. Fogging untuk program DBD dan IRS ( penyemprotan dinding rumah untuk program malaria.

8. Penyuluhan/ Melakukan KIE kepada masyarakat

9. Surveilans ketat memonitor perkembangan KLB dalam rangka mendukung upaya penanggulangan KLB yang berkoordinasi dan berkolaborasi dgn LS terkait.

10. Perbaikan kondisi lingkungan yang diduga sebagai sumber penyebaran penyakit

11. Membantu pendistribusian PMT dalam rangka peningkatan daya tahan tubuh masyarakat terdampak KLB

12. Bersama-sama melakukan PSN 3 M Plus untuk DBD

13. Larvasidasi (penaburan abate dan larvasidasi malaria)

14. Pengambilan spesimen sediaan darah tebal dan tipis kemudian di-cross check dengan crosschacker provinsi sumut yang dari Labkesda Sumut.

15. Berkoordinasi dengan Tim Pusat melakukan MFS=Mass Fever Survey dgn tujuan untuk menghilangkan parasit Malaria dan MBS=Mass Blood Survey dengan tujuan penemuan aktif kasus untuk program malaria pada dasarnya adalah memutus dan membatasi penularan lebih luas lagi.

16. Melakukan SKD- KLB dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dengan aktif melakukan pencegahan dengan KIE ke masyarakat terdampak, deteksi dini dengan skrining kasus.