Niat Tulus dan Ikhlas, Alumni SMANSA Medan Siap Menenangkan Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut
- BS Putra/VIVA Medan
Pada tahun 2019, Edy Rahmayadi memutuskan membayar utang tersebut kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumut. Alhasil, utang lunas dibayarkan. Edy Rahmayadi mengungkapkan baru dimulai kerja, dengan perencanaan dalam pembangunan di Sumut. Datang lah, tamu tidak diundang adalah Covid-19 pada tahun 2020.
"Kita mulai kerja, 2020. Tahu-tahu Maret, datang Covid-19. Berubah lagi rencana kerja. Saya berpikir hanya lah rakyat Sumatera Utara ini," tutur mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.
Edy Rahmayadi mengaku stres karena maraknya Covid 19 yang mengancam kesehatan masyarakat Sumut. Namun, semua itu bisa dikerjakan dengan langkah-langkah bersama dia pimpin dalam penanganan pandemi dengan baik.
"Satu kali orang meninggal biayanya Rp 5 juta. Tapi, tidak ada masalah, uang bisa dicari, kesehatan masyarakat harus nomor satu. Disitu saya stres, kebetulan 2 tahun, 9 bulan berjalan itu," jelas Edy Rahmayadi.
Tahun 2021 dan 2022, redah Covid-19 itu. Edy Rahmayadi mengatakan dirinya bersama Pemprov Sumut melakukan pembangunan peningkatan infrastruktur di Sumut, dengan anggaran Rp 2,7 Triliun dengan menggunakan sistem multiyears.
"Anggaran saya potong untuk multiyears untuk memperbaiki jalan rakyat di Sumut. Jalan Provinsi 3.000,5 kilometer. Dikerjakan tahun 2022, 2023 dan sisanya 2024. Kita mampu kondisi 76 persen jalan Sumut," sebut Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi mengaku kecewa jalan peningkatan infrastruktur berupa jalan dan jembatan untuk masyarakat, dihentikan oleh pemangku kebijakan, pasca dirinya berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur Sumut.