Menanti Vonis Penembakan Eks Anggota DRPD Langkat, Keluarga Korban Ragu Otak Pelaku Dihukum Maksimal
- Istimewa/MEDAN VIVA
"Jika alasan ketua majelis hakim bahwa dirinya ada undangan dari Mahkamah Agung (MA) sehingga pada 4 September 2023 harus menghadiri undangan tersebut, kenapa ketua majelis hakim yang notabene merupakan Ketua Pengadilan Negeri Stabat ini tidak mengeluarkan penetapan pergantian ketua Majelis hakim," sebut Togar.
"Ada apa dibalik ini semua dan wajar jika keluarga korban curiga bahwa ketua majelis hakim telah menyiapkan putusan yang akan meringankan atau menguntungkan terdakwa otak pelaku pembunuhan berencara Luhur Sentosa Ginting," tanyanya.
Menyoal dugaan 'main mata' itu, Togar menyurati Ketua Badan Pengawas MA, Ketua Komisi Yudisial, Ketua MA, hingga Ketua Pengadilan Tinggi Medan. Sebelumnya, Hakim Ketua Ledis Meriana Bakara yang mengadili perkara pembunuhan berencana mantan Anggota DPRD Langkat atas nama Paino, menunda persidangan karena jaksa belum menyelesaikan nota tuntutan terhadap para terdakwa.
Sidang berlangsung secara online diikuti masing-masing terdakwa dari rumah tahanan Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan.
"Mohon waktu kembali yang mulia, untuk menyelesaikan nota tuntutan terhadap terdakwa," ucap JPU dalam persidangan.
Sidang penembakan mantan anggota DPRD Langkat, Paino.
- Istimewa/MEDAN VIVA
Diketahui, tim gabungan mengungkap kasus penembakan yang dialami Almarhum Paino dengan menetapkan 5 orang sebagai tersangka. Adapun mereka yakni, Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (26) yang disangkakan polisi sebagai otak pelaku, Dedi Bangun (38) sebagai eksekutor penembakan, Persadanta Sembiring (43), Heriska Wantenero alias Tio (27), dan Sulhanda Yahya alias Tato (27).
