Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Berdasarkan pengakuan Tota, bahwa pembunuhan terhadap mantan anggota dewan itu sudah 3 kali direncanakan. Namun, dua kali sebelum gagal dieksekusi korban untuk dibunuh.

Tato sudah menceritakan dan mengungkapkan kronologi kejadian pembunuhan rencana tersebut, sesuai dengan fakta dan sebenarnya kepada penyidik Ditreskrimum Polda Sumut.

Pendirian pos di atas tanah yang dihibahkan korban itu mengantisipasi terjadinya peristiwa seperti penembakan terhadap almarhum Paino yang terjadi beberapa waktu lalu.

Paino menghibahkan tanahnya untuk dibangun pos polisi itu sejak 2021, agar masyarakat merasa aman. Namun, hingga ia tewas ditembak niatnya itu belum terwujud.

Puluhan papan bunga itu berisikan ucapan selamat kepada Polda Sumatera Utara dan Polres Langkat karena berhasil mengungkap kasus penembakan mantan anggota DPRD Langkat.

Otak pelaku penembakan Paino tersebut ternyata residivis dengan kasus yang sama, penembakan. Ia hanya dihukum 3 bulan. Kasus ini, keluarga akan mengawalnya.

Kelima tersangka ditangkap dari tempat berbeda. Motif pembunuhan ini karena persoalan bisnis sawit antara korban dengan otak pelaku penembakan yang merasa tersaingi.

Keluarga berharap polisi segera menangkap pelaku penembakan dan mengungkap kasus tersebut. Kerabat korban menduga, pelaku sama dengan kasus penembakan 2021 lalu.

Penyidik sudah melakukan pemeriksaan atau mengambil keterangan sejumlah orang yang bertemu dengan korban sebelum penembakan terjadi, termasuk soerang personel kepolisian.

Kematian Paino ini meninggalkan duka bagi keluarganya, terlebih keempat anaknya. Keluarga berharap polisi mengungkap pelaku dan juga motif penembakan ini.

Timsus tersebut gabungan Satreskrim Polres Langkat, Subdit Jahtanras Polda Sumut, dibentuk untuk mengungkap kasus penembakan mantan anggota DPRD Langkat itu.

Posisi Paino telungkup saat ditemukan, keduanya pun membalikkan badan mantan anggota DPRD Langkat periode 2014-2019 itu dan terlihat lubang didada sebelah kanan.