Menyiasati Overtreatment Pada Layanan Kesehatan

Diskusi Investor trust PowerbTalk di Hotel Aryaduta.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

Sementara itu motivator hidup sehat dr Handrawan Nadesul mengungkapkan, di luar fraud dan overtreatment yang terjadi, terdapat sejumlah faktor yang berpotensi merugikan pihak pasien sebagai konsumen layanan kesehatan. Pertama adalah terlalu lebarnya competency gap antara pasien dan dokter

Pengabdian Kepada Masyarakat, FKG USU Gelar Pemeriksaan dan Perawatan Gigi di Deliserdang

"Berikutnya attitude pada dokter yang ia sebut tidak mengedapnkan ahlak yang baik, tak taat hukum dan mengabaikan etika. Selanjutnya adalah kapasitas pada profesi dokter, karena seorang dokter harus terus meningkatkan kecakapannya dengan terus melakukan updating ilmu secara berkelanjutan,” ujar dokter yang kini kerap dikenal sebagai sastrawan ini. 

Terkait competency gap antara pasien dan dokter, membuat otoritas profesi dokter nyaris tak terbatas sehingga apapun yang disampaikan dokter kerap dipatuhi pasien. 

Kadis Kesehatan Deliserdang: Olahraga Pondasi Kesehatan

“Untuk itu dibutuhkan edukasi pasien atau masyarakat, agar mereka memiliki wawasan medis yang lebih baik, dengan penyuluhan lewat media massa sehingga masyarakat pasien sadar bahwa mereka memiliki hak untuk bertanya seputar layanan kesehatan yang diterimanya,” ujar Handrawan. Edukasi ini, lanjut Handrawan harus diikuti oleh dasar regulasi untuk audit, termasuk membuka peluang didapatnya second opinion bagi pasien.  

Sepakat dengan Handrawan, praktisi medis dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP), dr. Rini, MARS menyebut bahwa perlu dibangun sebuah komunikasi dua arah antara pasien dan dokter, serta membuka ruang seluasnya bagi pertanyaan dari para pasien.

Mantan Pj Walikota Eddy Syofian Berikan Masukan dalam Penyusunan RPJPD Tebing Tinggi 2025-2045

“Sementara itu pasien juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi kesehatannya, serta memahami setiap perawatan yang mereka terima dari dokter, menyimpan dengan baik setiap catatan medikal mereka, dan mengkaji secara detil setiap tagihan medis yang mereka terima,” kata Rini. 

Untuk bisa meningkatkan pemahaman pasien soal layanan kesehatan, tentunya dibutuhkan peningkatan literasi kesehatan, yang menjadi tanggung jawab bersama, tak cuma dari pemerintah dan kalangan medis semata. 

Halaman Selanjutnya
img_title