Edy Rahmayadi Ungkap Holtikultura di Karo Penuhi 65 Persen Pasokan Pangan di Sumut
- Istimewa/VIVA Medan
Dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023, lalu. Edy Rahmayadi menyebutkan dirinya fokus dalam pembangunan infrastruktur, termasuk di Kabupaten Karo untuk memudahkan transportasi pengangkutan logistik tersebut.
"Kenapa Tanah Karo diprioritaskan sumber logistik sahur-sahuran rata-rata 65 persen dari Tanah Karo ini. Itu lah menjadi prioritas infrastruktur, itu jalan. Posisi jalan Karo posisinya sangat memprihatikan. Tadi siang saya lewat Batu Karang, sakit pinggang kita lihat jalannya. Menuju jalan sini, sebagian perlu menjadi perhatian," kata Edy Rahmayadi.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, menjelaskan kondisi jalan rusak di Kabupaten Karo, memberikan dampak dari biaya pengangkutan logistik yang akan mahal dan sehingga harga jual ikut naik serta dapat inflasi. Hal itu, kerap dilakukan Edy Rahmayadi dalam melakukan pencegahan dan penanganannya.
"Membawa logistik ini harus 80 persen (mulus), tapi di Tanah Karo ini, baru 55 persen. Apa yang dirugikan, adalah petani. Petani menanam untuk dijual di Pasar Induk Medan, untuk mengantarnya cukup sulit. Saya tidak pandai janji, tapi saya lakukan," ucap Edy Rahmayadi.
Untuk diketahui, jalan alternatif Medan - Berastagi itu, merupakan proyek strategis infrastruktur jalan dan jembatan Sumut atau yang akrab dikenal proyek Multiyears Contract (MYC) Rp 2,7 triliun. Namun, usai jabatan Edy sebagai Gubernur Sumut proyek itu, dihentikan.
"Seperti membuat jalan itu (Medan-Berastagi) itu, tidak saya janji. Tapi, saya lakukan dan baru terlaksana dan baru tercapai 75 persen. Tinggal 25 persen lagi, tembus dia ke Gundaling. Jadi, petani dan rakyat harus menikmati hasil bumi ini," kata Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi juga mendengarkan keluhan dari Tokoh Adat Desa Juhar Simbelang, Mambar Ginting, yang mengeluhkan desa mereka tidak memiliki air bersih. Sehingga perlu penanganan dari pemerintah daerah.