Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, 15 Korban Meninggal - 8 Orang Hilang

Petugas mengevakuasi korban jiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Sumber :
  • Facebook

VIVA Medan - Korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, dipastikan berjumlah 15 orang. Sedangkan 8 orang dinyatakan hilang.

Pasar Tarutung di Taput Membara, Ratusan Kios dan Lapak Pedagang Ludes Terbakar

Melansir VIVA, info data terbaru yang dirilis Posko Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang berada di PMI Jakarta Utara mencatat, per hari Sabtu, 4 Maret 2023 sampai pukul 08.35 WIB, terdapat penambahan 2 orang korban jiwa.

Penambahan 2 korban jiwa ini, dari sebelumnya 13 orang menjadi 15 orang. Sementara 8 orang masih dilaporkan hilang. Jumlah korban luka berat dikabarkan mencapai 49 orang, dan korban luka sedang 2 orang.

Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, Pertamina Sumbagut Pastikan Suplai BBM Aman

Kemudian, data terkini soal jumlah warga terdampak yang mengungsi di Posko PMI Jakarta Utara itu, tercatat sebanyak 342 orang. Terdiri dari 171 orang dewasa, 113 anak-anak, 26 lansia, dan 39 balita.

Diketahui, saat ini pihak Polri sudah mulai melakukan proses identifikasi terhadap para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.

Jelang Mudik Lebaran 2024, Pertamina Patra Niaga Lakukan Uji Tera di Sejumlah SPBU di Sumut

Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran mengatakan, proses identifikasi jenazah dihadapkan pada kondisi yang beragam. Dimana terdapat sejumlah jenazah yang kondisinya utuh dan ada juga yang sudah terbakar seluruhnya.

"Kondisi korban ini kan ada yang utuh, ada yang mengalami luka bakar sampai 100 persen," kata Fadil.

Proses identifikasi jenazah yang dilakukan si RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur itu, dilakukan secara cepat dan cermat agar jenazah segera bisa dikembalikan kepada pihak keluarga.

Para pihak keluarga pun sudah diarahkan untuk menghubungi posko posmortem dan antemortem, yang didirikan di Koramil 01/Koja Jakarta Utara.

"Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga, kita akan ambil identifikasi primernya. Baik itu sidik jari, sidik gigi. Tapi kalaupun itu tidak punya, paling terakhir adalah (pakai) DNA," ujar Fadil.