Nordianto Hartoyo Sanan Ajak Generasi Muda Berkemah untuk Tekan Pernikahan Dini

Nordianto Hartoyo Sanan.
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube @Nordianto Hartoyo Sanan

VIVA Medan - Fenomena pernikahan dini di Indonesia masih banyak ditemui dan seakan sudah menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat. Dulunya, pernikahan dini banyak terjadi di daerah dan sekarang di kota-kota besar pernikahan bawah umur ini pun tak lagi bukanlah hal yang tabu.

Muhamad Rizki Raup Cuan dari Limbah Cangkang Telur, Warga pun Tak Lagi Cium Aroma Amis

Meski Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengungkapkan bila pemerintah sukses menurunkan perkawinan anak yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni sebesar 8,74 persen, dengan capaian tahun 2023 mencapai 6,92 persen.

Meski sudah menurun, pernikahan dini ini berdampak pada kasus lain yakni stunting, putus sekolah hingga ekonomi. Tak ayal, pernikahan dini masih menjadi tugas besar dan perhatian serius bagi pemerintah. Sebab, dampak negatif yang muncul dari pernikahan dini ini mulai dari kesehatan reproduksi hingga ketidakmandirian ekonomi.

Yudi Efrinaldi Miliki 500 Cabang Es Gak Beres di 10 Provinsi, Usai Gagal Jualan Bubur dan Pisgor

Nordianto Hartoyo Sanan berikan edukasi kepada remaja.

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube @Nordianto Hartoyo Sanan

Hal ini menggerakkan Nordianto Hartoyo Sanan, seorang pria asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat bergerak aktif 'Menekan Pernikahan Dini'. Pergerakan yang dilakukan Nordianto yang dikenal penggerak sosial ini melalui GenRengers Educamp sebagai pilar utamanya yang didirikan pada 2016.

Kampung Lali Gadget, Menjaga Generasi Masa Depan Indonesia dari Dampak Negatif Gawai

GenRengers Educamp ini merupakan sebuah program kemah yang bertujuan memberikan edukasi dan pelatihan kepada remaja. GenRengers Educamp ini mengajak peserta yang merupakan remaja untuk memahami kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas serta pentingnya kemandirian ekonomi. Program ini juga membantu remaja mempersiapkan masa depan lebih baik melalui pengetahuan dan kesadaran mereka.

Memang, pria bernama lengkap Anto ini sarat pengalaman sebagai penggerak sosial yang didapatnya saat menjadi delegasi Asia-Pasifik di Indigenous People Youth Conference di Rio de Janeiro, Brasil. Ini berawal dari kepeduliannya terhadap pernikahan dini yang menempa dirinya sebagai peserta dalam PIK Remaja BKKN, pelatihan kesehatan reproduksi remaja, bahaya seks bebas serta NAPZA dan isu-isu dalam lingkup anak muda lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title