Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Satreskrim Polrestabes Medan pelaku terindentifikasi berjumlah 4 orang. Dua tersangka sudah ditangkap, dua pelaku lainnya sedang dalam pengejaran pihak kepolisian.

Penganiayaan tersebut, dilakukan pelaku sambil video call sama istrinya, Esra Raulina Simanjuntak (24). Aksi penganiayaan tersebut, dilakukan pelaku di rumahnya.

Beberapa pihak yang melakukan intervensi kasus yang telah menyita perhatian masyarakat itu. Ketika masih tahap penyelidikan, sudah ada beberapa pihak mencoba perdamaian.

Korban berusia 14 tahun menjadi korban dugaan pencabulan dan pelecehan seksual yang diduga dilakukan pelaku dengan mengelus tangan, punggung, paha dan kaki korban.

Kasus ini terungkap saat ibu korban yang juga istri pelaku menanyakan bercak darah di kemaluan anak 5 tahun itu hingga pelaku mengakuinya telah mencabuli putrinya itu.

Perbuatan cabul itu terungkap salah seorang korban melapor kepada ayahnya tidak mau lagi sekolah karena alasan takut. Kemaluan korban dipegang dan diraba pelaku.

Bocah malang disetrika itu tinggal bersama tersangka RM sejak 3 bulan atau usai ayah R meninggal dunia. Sedangkan ibu kandungnya meninggalkan R saat masih bayi.

Kekerasan terhadap anak merupakan kasus yang harus ditangani secara komprehensif. Berbagai solusi dan upaya terus dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dalam mengatasinya.

Identitas sang mucikari berinisial FEA alias Mami Icha. Wanita yang tampak berwajah polos berusia 24 tahun itu ditetapkan sebagai tersangka penjualan anak dibawah umur.

Terbongkarnya hubungan terlarang itu melalui pesan WhatsApp antara korban dan pelaku. Kemudian, istri pelaku melaporkan apa dilakukan TF kepada kedua orang tua korban.

Istri tersangka membantah uang didapatkan dari 'saweran' di Tiktok digunakan kepentingan pribadi suaminya, melainkan untuk kepentingan anak-anak asuh tersebut.

Panti Asuhan ini diduga eksploitasi anak dengan meminta 'saweran' kepada netizen di Tiktok. Modusnya, tersangka live saat memberi makan anak panti asuhan.