KPI di FISIP USU, Penyiaran Analog ke Digital Timbulkan Dampak Positif dan Negatif

Talkshow dan official launch konferensi penyiaran 2023.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA - Peralihan dari penyiaran analog ke digital menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Hal itu, disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Mohamad Reza di Aula FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat 10 Februari 2023.

Meski Ada Solusi Keringanan Pembayaran, BEM USU Tegas Menolak Kenaikan UKT

“Ada dampak positif dan negatif," sebut Reza dalam kegiatan talkshow dan official launch konferensi penyiaran 2023 di Aula FISIP USU dengan tema ‘Tantangan Pasca digitalisasi penyiaran di Indonesia’.

Reza menjelaskan bahwa dampak positif dari penyiaran digital itu, akan membuka lapangan pekerjaan baru di tengah masyarakat. Sedangkan, dampak negatif penyajian siaran akan disiarkan dengan konten yang sama dan tidak berkembang.

UKT Naik, Rektor USU Berikan Solusi Keringanan Pembayaran Uang Kuliah

Baca juga:

“Dampak positifnya ada tenaga kerja baru dan negatifnya, kalau ada tempat usaha 10 dengan kue yang sama, sekarang aka nada 20 dengan kue yang sama,” jelas Reza.

Gelaran SSBRN di Polandia, USU Jadi Host Utama

Reza mengatakan pihaknya berharap masyarakat untuk melihat peluang dari penyiaran digital ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan riset tentang industri penyiaran dengan bertambahnya lembaga penyiaran.

“Diskusi KPID dengan perguruan tinggi, sehat tidak kalau kita industrinya kita tambah dengan baru lagi. Kalau perguruan tinggi kemudian meriset kemudian menyatakan rekomendasinya tidak sehat, ya sudah kita sampaikan ke pemerintah jangan buka baru di Medan,” jelasnya.

Sementara Dosen UIN Sunan Kalijaga, Dr. Bono Setyo M.Si mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi media saat ini adalah kualitas konten agar berkualitas dan diminati oleh masyarakat. Sebab, dari riset yang dilakukan KPI sendiri banyak konten siaran berkualitas namun justru tidak banyak diminati oleh masyarakat.

“Pak Presiden mengatakan saat ini media kita sedang tidak baik-baik saja. Dari aspek media, punya tantangan terkait konten. Terutama kualitas konten yang tiak mengulang-ulang. Kualitas konten yang berkualitas tetapi disenangi masyarakat,” kata

Bono beranggapan salah satu upaya yang dilakukan lembaga penyiaran untuk meningkatkan kualitas konten siaran dan diminati banyak orang, dengan mengangkat isu lokal yang sekaligus memiliki siaran yang mampu mengedukasi dan bermanfaat bagi orang.

“Mengemas sebuah objek wisata dengan hiburan kerja sama dengan kementerian pariwisata misalnya. Seperti itu potensi masyarakat kita tahu bahwa bangsa kita terdiri dari suku, agama, dan budaya. Sehingga kita angkat tema yang mengutamakan toleransi, sekaligus budaya menjadi perekat bangsa,” kata Bono.