Edy Rahmayadi Ingin Ciptakan Pendidikan yang Berkualitas dan Unggul di Sumut

Acara Nongki Bareng Edy di Pematang Siantar.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan – Ratusan orang dari berbagai kalangan masyarakat mulai dari tokoh agama dan lintas generasi berkumpul menggelar '’Nongki Bareng Edy Rahmayadi” yang berlangsung di DL Kafe, Jalan Maluku Atas, Kota Pematang Siantar, Sabtu 7 September 2024.

Intip Kegiatan Pak Bhabin Produksi Konten Edukasi Tertib Berlalu Lintas di Sumut

Kegiatan ini dihadiri bakal calon Gubernur Sumut  Edy Rahmayadi, bakal calon Wali Kota Pematang Siantar Yan Santoso Purba, Ketua Bappilu DPD PDIP Sumut sekaligus anggota DPRD Sumut Mangapul Purba, mantan anggota DPRD Sumut dari PDIP Sutrisno Pangaribuan, dan sejumlah pengurus DPD PDIP Sumut serta Pematang Siantar.

Edy mengatakan acara yang digagas oleh Kristian Silitonga itu bertujuan untuk berdiskusi dengan orang-orang yang menentang mantan Pangkostrad tersebut secara kepemimpinan.

Mudik Lebaran 2025, Diperkirakan 8 Juta Orang Keluar dan 6 Juta Pemudik Masuk ke Sumut

"Ke depannya mau datang (orang-orang) yang menentang saya kok sok kali kau. Tinggal sok ini yang aku punya. Toh kalian bakal pilih aku. Kita berdebat, orang-orang real. Orang-orang yang takut sama Tuhan," ucap Edy. 

Edy mengungkapkan alasan berdiskusi hingga berdebat dengan orang-orang menentangnya agar terbuka suatu gagasan, ide, dan inovasi untuk membangun Sumut ke depannya lebih baik apabila terpilih menjadi Gubernur Sumut periode 2025-2030.

Putri Jokowi Lantik 32 Ketua TP PKK, Pembina Posyandu, dan Dekranasda se-Sumut

Mantan Ketua Umum PSSI itu juga mengajak masyarakat untuk mengoreksi dirinya dengan cara kepemimpinanya agar Sumut ini lebih berkembang dan maju ke depannya.

"Tolong koreksi apa yang (bisa diperbaiki) di Sumut. Intinya pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, peternakan, dan  peristiwa super prioritas di Danau Toba," kata Edy.

Edy mengatakan bahwa dirinya sangat konsentrasi dalam kepemimpinannya dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut, termasuk Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

"Tadi yang tanya kalau terpilih lagi apa yang mau dilakukan untuk Siantar dan Simalungun ini nantinya? Saya menginginkan Siantar jadi kota pendidikan," sebut Edy.

Edy menyatakan di Sumut terus mendorong perkembangan infrastruktur pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) atau guru berkualitas.

"Kami bangun infrastruktur pendidikan dan SDM berkualitas. Saya tidak mau janji. Nanti janji kosong pula," jelas Edy.

Untuk diketahui, di era kepemimpinan Edy menjabat Gubernur Sumut periode 2018-2023 honor guru honorer dari Rp40 ribu menjadi Rp 90 ribu per jam. Kemudian, ribuan guru honorer di Sumut diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Lalu, Edy sudah membangun 35 sekolah baru tingkat SMA dan SMK sesuai dengan perkembangan industri saat ini.

"Talenta yang kita milik tolong dijaga, saya akan kembalikan Siantar jadi kota pendidikan untuk Sumut dan bangsa ini," sebut Edy.

Kepedulian Edy akan dunia pendidikan di Sumut diamini oleh seorang Dosen Universitas Simalungun (USI), Nel Saragih. Ia mengatakan Edy sudah tidak menjabat sebagai gubernur tetap memberikan bantuan kepada perkembangan pendidikan.

"Try out secara gratis berjalan dengan baik berjumlah sekitar 1.500 orang. Itu didukung ayah kita, Edy Rahmayadi," kata Nel.

Nel berpesan kepada mantan Pangdam I Bukit Barisan itu jika nanti terpilih kembali jadi Gubernur Sumut jangan saja membangun infrastruktur pendidikan. Namun juga menggratiskan biaya pendidikan untuk masyarakat.

“Kembalikan Siantar jadi kota pendidikan. Kota pendidikan yang gratis," tutur Nel.

Sementara itu Kristian Silitonga mengatakan acara ini dihadiri berbagai komunitas yang berkumpul dan menggagas kegiatan secara spontan dengan menggunakan biaya patungan.

"Yang hadir ini lintas status sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kami sama-sama memiliki kegelisahan terhadap politik dan demokrasi terhendus di Sumut dengan oligarki," ucap Kristian.

Kristian menitipkan pesan kepada Edy agar berjuang maksimal dalam Pilkada Sumut 2024 untuk memutus dinasti politik. Sehingga tercipta demokrasi dan politik bermartabat di Sumut.

"Ada kegelisahan kami di Pilkada Sumut 2024, di sini bukan pertarungan Edy saja. Ayah Edy mewakili kegelisahan kami saat ini. Ayah tidak sendiri, kami bersama ayah untuk menghadapi kekuatan oligarki yang semakin menjadi-jadi, tetap semangat," sebut Kristian.