Bersaing dengan KIM Plus di Pilkada Serentak 2024, PDIP: Koalisi Bersama Rakyat Lebih Kuat

Aksi massa Demo Darurat Indonesia di DPR RI.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Kedua, Sutrisno menyebutkan bahwa PDIP berpeluang besar mendapat dukungan dari rakyat akibat perlakuan kasar KIM Plus.

Warga Nahdliyin Siap Menangkan Edy Rahmyadi-Hasan Basri Sagala di Pilgub Sumut

"Maka seluruh kerjasama yang sempat dibangun dengan Parpol anggota KIM Plus sebaiknya dibatalkan. Koalisi bersama rakyat lebih kuat dibanding koalisi dengan KIM Plus," kata Sutrisno.

Ketiga, Sutrisno menjelaskan PDIP harus mengakui secara terbuka bahwa MK dan rakyatlah yang menyelamatkan PDIP. Tanpa MK dan rakyat, maka PDIP akan dihabisi dengan tidak memiliki mitra koalisi untuk memenuhi syarat lama atau 20%. Keempat, bahwa mitra kerjasama politik (koalisi) PDIP yang utama adalah rakyat pro demokrasi dan Parpol kecil (non parlemen) yang bukan anggota KIM Plus, dan tidak tersandera 'Raja Jawa'.

Hasil Pemeriksaan Kesehatan Dua Paslon Gubernur dan Wagub Sumut, KPU: Mampu

Massa aksi penolak revisi UU Pilkada menjebol pagar gedung DPR RI.

Photo :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon

PDIP harus merangkul Partai Buruh, Partai Hanura, Partai Ummat, Partai Perindo, PPP, dan PKN. Kelima, ia mengungkapkan bahwa pasangan calon yang diusung oleh koalisi PDIP harus kongruen (sebangun). Pasangan calon Gubernur/ Wakil Gubernur dengan calon Bupati/ Wakil Bupati, Walikota/ Wakil Walikota harus berada pada kubu yang sama.

Buntut Berkas Pendaftaran Masinton Ditolak, PDIP Laporkan KPU Tapteng ke Polisi dan Bawaslu

"Selain untuk memudahkan sosialisasi, pun untuk menegaskan perbedaan antara koalisi rakyat dengan KIM Plus," kata mantan anggota DPRD Sumut itu.

Keenam, Sutrisno mengatakan tidak bermanfaat bagi PDIP mengusung dan mendukung calon kepala/ wakil kepala daerah kader Parpol anggota KIM Plus sekalipun berpeluang menang. Mengusung kader sendiri jauh lebih bermanfaat bagi PDIP meskipun akhirnya kalah.

Halaman Selanjutnya
img_title