Alasan Kembali Maju di Pilgub Sumut, Edy Rahmayadi : Tak Mau Dipimpin oleh Platform Nepotisme

Gubernur Sumut ke-18, Edy Rahmayadi.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

Mantan Ketua PSSI itu, mencontohkan kepemimpinan Umar bin Khattab (sahabat Nabi Muhammad SAW dan seorang Khalifah amirul Mu'minin kedua, setelah Abu Bakar wafat), yang tegas menolak anaknya menjadi pejabat, meskipun terpilih oleh tim penilai sebagai sosok yang layak berjabatan karena memiliki kompetensi yang mumpuni.

Deklarasi Pilkada Damai Pemprov Sumut Molor, Cawagub Hasan Pilih Tinggalkan Acara

"Kamu coret nama itu. Itu kata Umar bin Khatab. Karena kalau itu walaupun sepandai apapun dia, apa kata orang nanti itu, ya iya, orang anak dia. Itu anak yang pandai, apalagi kalau anak yang kurang pandai," jelas Edy.

Edy Rahmayadi juga tak setuju seorang Gubernur kemudian menjadikan anaknya sebagai Gubernur. Hal itu, tidak lepas namanya membangun dinasti kekuasaan.

Kepada Mahasiswa Baru UMSU, Dubes Amerika Berbagi Pengalaman Kuliah

"Terus kalian-kalian ini ada yang anaknya gubernur?, tidak. Wah berarti nanti nggak jadi gubernur lah kalian. Kalau itu masih diterapkan seperti itu, wallahu a'lam. Saya tak setuju itu," tutur mantan Pangdam I Bukit Barisan.

Edy Rahmayadi mengungkapkan maju kembali di pertarungan Pilgub Sumut 2024, bukan haus kekuasaan. Tapi, menolak pemimpin hasil platform nepotisme.

KPU Rencana Gelar Tiga Kali Debat Publik Cagub dan Cawagub Sumut 2024

"Salah satu itulah, saya akhirnya memutuskan saya maju lagi jadi Gubernur, saya tak mau saudara-saudara saya, anak saya, cucu saya, dipimpin oleh platform nepotisme, you know?," kata Edy tegas.