Bantah Bebas Demi Hukum, Oknum Iptu Supriadi Masih Berstatus Tahanan Polda Sumut
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Ranto Sibarani, S.H. Kuasa hukum Afnir alias Menir korban kasus dugaan penipuan masuk Akademi Kepolisian (Akpol), membantah bahwa salah satu terduga pelaku, oknum Iptu Supriadi dibebaskan demi hukum. Melainkan, dilakukan penangguhan penahanan.
Dalam kasus ini, Iptu. Supriadi ditetapkan tersangka bersama Nina Wati atau yang dikenal dengan Bunda Nina, dengan korban Afnir alias Menir. Ranto Sibarani menjelaskan bahwa Iptu Supriadi tidak bebas demi hukum sebagaimana narasi yang dibangun oleh oknum tertentu, melainkan bebas karena ditangguhkan penahanannya oleh Pihak Polda Sumut berdasarkan permohonan keluarganya.
"Menurut informasi yang kami terima dari Penyidik, benar bahwa Iptu. Supriadi dikeluarkan dari tahanan karena ditangguhkan oleh pihak Polda Sumut berdasarkan permohonan keluarganya, jadi bukan karena bebas demi hukum. Bebas demi hukum atau istilah lainnya (Ipso Jure) artinya bebas dengan sendirinya, padahal yang bersangkutan bebas karena bermohon,” ucap Ranto, Sabtu 8 Juni 2024.
Ranto menjelaskan status Iptu Supriadi sebagai tersangka tetap melekat padanya. Iptu Supriadi tetap menjadi Tersangka, bahkan menurut informasi yang pihaknya terima bahwa Iptu Supriadi kembali dijemput dan dilanjutkan penahanannya di Propam Polda Sumut.
"Namun, kami minta wartawan mengkonfirmasi kembali hal tersebut kepada pihak Poldasu dan kepada yang bersangkutan" tutur Ranto.
Untuk itu, Ranto Sibarani meminta masyarakat tidak terkecoh dengan postingan-postingan oknum tertentu di media sosial yang menyesatkan dan tidak bertanggungjawab, yang seakan-akan memframing seseorang tidak bersalah dan bebas demi hukum. Ranto, biasa disapa, juga mengungkapkan sebaiknya para rekan advokat yang menjadi kuasa hukum fokus membela hak-hak kliennya, bukan malah berkoar-koar di media sosial menyatakan kliennya bebas demi hukum.
"Padahal hanya ditangguhkan, yang mana hal tersebut malah merugikan kliennya sendiri. Bijaklah menggunakan media sosial, jangan membangun narasi yang merendahkan orang lain maupun Penyidik yang ujungnya akan merugikan kliennya sendiri," kata Ranto.