Keseimbangan antara Konservasi dan Ekowisata di Bukit Lawang Demi Orangutan (Bagian 2)

Orangutan Sumatera di ekowisata Bukit Lawang.
Sumber :
  • VIVA/A.Andrian

“Kalau orangutan bekas rehabilitasi sudah biasa dengan manusia. Jadi dia tetap akan cari manusia di saat dia membutuhkan makanan. Yang menjadi parah selain perilakunya berubah, orangutan liar itu dikhawatirkan juga nantinya akan ikut (terhabituasi). Jadi turut berdampak yang liar juga,” ungkapnya. 

Eksekusi Lahan 11,4 Hektare di Desa Estate Diwarnai Kericuhan

Orangutan Sumatera di ekowisata Bukit Lawang.

Photo :
  • VIVA/A.Andrian

Suci menjelaskan orangutan yang telah terhabituasi tentu akan mengalami perubahan perilaku. Salah satu perubahan perilaku tersebut yakni orangutan Sumatera yang terhabituasi bakal menyentuh permukaan tanah. Padahal ancaman kesehatan dapat menyerang orangutan apabila satwa langka itu menyentuh permukaan tanah. 

Kecelakaan ALS di Padang Panjang, Dishub Sumut Temukan Bus Belum Kantongi Izin Pengawasan

“Parasit itu ada di permukaan tanah. Otomatis yang sering turun ke tanah akan punya parasit lebih banyak dan itu berkaitan dengan kesehatan,” jelasnya. 

Kemudian, berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan Forina, kata Suci, orangutan Sumatera liar biasanya akan mengalami stres ketika bertemu dengan manusia. 

Program 'Mendobrak Batas' NPC Indonesia Digelar di Sumut, Diikuti 160 Peserta

“Mereka sebenarnya bisa stres walaupun yang sudah terhabituasi kami belum mengetahuinya. Tapi yang liar pasti kadang kala juga bertemu, itu mereka stres dari hasil riset kami orangutan yang liar. Kalau kita mengikuti mereka untuk riset dengan menaati peraturan itu hari pertama dan kedua masih ditemukan hormon stres pada urinenya,” ungkapnya. 

Halaman Selanjutnya
img_title