Keseimbangan antara Konservasi dan Ekowisata di Bukit Lawang Demi Orangutan (Bagian 2)

Orangutan Sumatera di ekowisata Bukit Lawang.
Sumber :
  • VIVA/A.Andrian

Jito melanjutkan, dibutuhkan suatu tata kelola yang baik demi seimbangnya konservasi orangutan dan pariwisata khususnya di ekowisata Bukit Lawang. Salah satunya dengan membatasi jumlah wisatawan yang ingin melihat orangutan. 

Bobby Nasution Targetkan Nilai Investasi di Sumut Capai Rp 100 Triliun per Tahun

“Harus ada pembatasan pengunjung. Itu tidak boleh semaunya. Sekarang ini cenderung sebanyak mungkin datang, itu mengganggu orangutan,” ucapnya. 

Adanya pembatasan jumlah wisatawan di ekowisata Bukit Lawang tentu berdampak baik bagi orangutan. Meskipun kebanyakan orangutan di Bukit Lawang merupakan hasil dari kegiatan rehabilitasi. Namun pembatasan jumlah pengunjung itu setidaknya turut membantu orangutan untuk kembali ke sifar alaminya. 

KAI Gandeng IPKA Sumut Turun ke Jalan, Sosialisasikan Keselamatan di Perlintasan Sebidang

“Keputusan (orangutan) untuk liar kembali seperti di Bukit Lawang itu diserahkan kepada individu orangutan itu sendiri. Tapi kadang-kadang orangutan yang sudah kembali liar balik lagi ke feeding site. Karena bisa jadi di hutan paceklik atau tidak ada makanan. Dia ingat pernah dikasih makan di feeding site, nah dia bisa kembali ke situ,” ujar Jito. 

Jito juga tak menampik jika pariwisata menjadi salah satu sektor tambahan pendapatan negara. Maka ekowisata di Bukit Lawang harus tetap mengedepankan edukasi yang bertujuan baik untuk orangutan maupun para pelaku wisata. 

Zonasi Diganti Domisili, Begini Cara Mendaftar SPMB SMA/SMK 2025 di Sumut

“Stasiun rehabilitasi seperti di Bukit Lawang harus disiplin. Kunjungan dan jumlah dibatasi. Ditekankan fungsi kunjungan itu untuk edukasi. Jadi supaya tidak mengganggu orangutan,” ungkapnya. 

Hal senada juga disampaikan Suci Utami dari Forum Konservasi Orangutan Indonesia (Forina). Menurutnya orangutan liar yang berada di Bukit Lawang juga berpotensi terhabituasi dengan hadirnya wisatawan. Apalagi orangutan Sumatera dinilai lebih sosial dibandingkan jenis lainnya. Tentu itu akan menjadi efek berantai yang bisa merugikan orangutan. 

Halaman Selanjutnya
img_title