Kampung Lali Gadget, Menjaga Generasi Masa Depan Indonesia dari Dampak Negatif Gawai

Aktifitas anak-anak bermain di Kampung Lali Gadget.
Sumber :
  • Instagram @kampunglaligadget

VIVA Medan - Era digital yang berkembang dan terus berkembang 'memaksa' orang-orang untuk tak jadi penonton dan harus terlibat didalamnya sebagai pengguna. Sayangnya digitalisasi yang tersemat kepada produk bernama ponsel pintar atau gadget, tablet dan laptop acapkali membuat anak-anak menjadi kecanduan atau ketergantungan yang mirisnya menjadi dampak negatif.

Kepemimpinan Tambunan di Kabupaten Deli Serdang 2004-2024

Padahal, para pencipta alat terknologi itu pada dasarnya bertujuan membantu dan memberi manfaat untuk manusia. Sayangnya, banyak orang tua yang memberi kebebasan membiarkan anak asik dengan dunianya, dengan 'teman digital-nya' pada gadget atau gawai, yang sebenarnya membuat perkembangan motorik dan sosial anak-anak terhambat.

Dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, sebesar 33,44 persen pengguna gadget di Indonesia adalah anak-anak usia dini. Dengan rincian, sebesar 25,5 persen berusia 0-4 tahun. Dan sisanya, 52,76 persen anak-anak dengan rentang usia 5 sampai 6 tahun. Tentu hal ini sangat memprihatinkan dan menjadi pengingat bagi orang tua untuk waspada.

Polisi Tangkap Gadis 19 Tahun, Jual Anak SMP Melalui Aplikasi Kencan

Miris dengan fenomena anak-anak yang kecanduan dengan gadget, membuat seorang pria bernama Achmad Irfandi yang berasal dari Desa Pagengumbuk Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendirikan sebuah kampung bernama Kampung Lali Gadget (KLG).

Anak-anak bermain egrang di Kampung Lali Gadget.

Photo :
  • Instagram @kampunglaligadget
Kasus Anak Perempuan Tersangka Usai Terima Video Asusila Berakhir Damai, Ini Kata Polda Sumut

Didirikan pada 1 April 2018, Kampung Lali Gadget ini sebagai wahana bagi anak-anak bermain permainan tradisional, tanpa gadget. Anak-anak didorong berekspresi atau mengeksplor diri mereka dengan pengenalan yang dilakukan Tim Kampung Lali Gadget terhadap permainan tradisional. Permainan tradisional ini, bahan yang digunakan dari alam dan juga bahan daur ulang.

Awal mulanya, berdirinya Kampung Lali Gadget ini untuk mencegah dampak negatif anak-anak terhadap kecanduan gadget. Padahal saat kampung ini berdiri, kasus anak-anak di Desa Pagengumbuk atau kampung Irfandi yang kecanduan gadget belum serius. Namun, Irfandi tak ingin angka anak di kampungnya kecanduan gadget yang berdampak negatif terus bertambah.

Halaman Selanjutnya
img_title