Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Satu dari 2 pelaku pencabulan terhadap anak di Langkat ditangkap Satreskrim Polres Langkat, pasca video ayah korban pertanyakan kasus anaknya tidak berjalan viral.

Kedua terduga pelaku pencabulan berdomisili di desa yang sama. Bahkan salah satu terduga pelaku berinisial IS, sudah dianggap seperti keluarga oleh ayah korban.

Kasus kekerasan seksual itu sudah dilaporkan ke Polres Langkat pada Kamis 11 Januari 2024. Namun dua pekan berlalu, kasus itu seolah tidak menunjukkan perkembangan.

Pelaku ZS telah melakukan dua kali pencabulan terhadap anak. Pertama, tersangka mencabuli korban dengan inisial S, pada Februari 2023 dan korban D yang videonya viral.

Polrestabes Medan menetapkan WAS sebagai tersangka kasus dugaan rudapaksa, menewaskan seorang siswi SMK di Medan berinisial PJS yang diyakini terjadi kekerasan seksual.

Pelaku tega membunuh pamannya sendiri, karena mendapatkan pelecehan dialami JE diduga lakukan oleh korban. Sehingga timbul dendam dan akhirnya membunuh pamannya sendiri.

Vonis 12 tahun tersebut lebih ringan dari tuntutan JPU, yang menuntut kedua terdakwa 15 tahun penjara dan denda Rp 300 juta atau subsider 6 bulan kurungan.

Kekerasan terhadap anak merupakan kasus yang harus ditangani secara komprehensif. Berbagai solusi dan upaya terus dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dalam mengatasinya.

Korban TPSK dan terorisme tidak masuk ke dalam tanggungan BPJS. Sehingga memungkinkan terjadinya kendala dalam mendapat pelayanan kesehatan saat dalam penanganan LPSK.

Dugaan pencabulan kakek dan paman itu terungkap pada 23 Agustus 2023 lalu. Korban saat membuang air kecil di sekolahnya, mengeluh sakit pada kemaluannya.

Kak Seto mengingatkan kepada pihak terkait jangan dilupakan korban, SFS, yang masih berusia 15 tahun. Agar mendapatkan treatment psikologis atau pendampingan psikologis.

Korban yang berusia 15 tahun adalah keponakan istri kedua tersangka. Pencabulan itu dilakukan tersangka di kamar yang di tempati korban di rumah istri keduanya.