Serap Aspirasi, Relawan Lentera Kasih Gelar Diskusi Quo Vadis Pembangunan Sumut

Relawan Lentera Kasih Kasih gelar diskusi Quo Vadis pembangunan Sumut.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Relawan Lentera Kasih serap aspirasi untuk pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Bobby Nasution -Surya, yang bertujuan sebagai program pembangunan bila terpilih memimpin Provinsi Sumatera Utara (Sumut) lima tahun ke depan.

Bobby Nasution Unggul Hitung Cepat di Pilgub Sumut, Jokowi: yang Menang Harus Rendah Hati

Aspirasi tersebut lahir dari dialog publik bertajuk “Quo Vadis: Pembangunan Sumatera Utara Lima Tahun ke Depan” sukses digelar di Posko Relasi Bobby Nasution-Surya, bagian dari upaya pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Bobby Nasution dan Surya, untuk menyerap aspirasi dan menawarkan gagasan pembangunan yang terarah.

Acara ini menjadi ruang strategis untuk membahas tiga isu utama: kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Kegiatan yang dimoderatori Swangro Lumban Batu ini juga dihadiri Ketua Relasi Sumut, Alphan Sihombing. Narasumber yang hadir antara lain Turedo Sitindaon, S.H. (Juru Bicara Bobby-Surya), Septian F. Chaniago, S.H., M.H. (Praktisi Hukum), Parulian Silalahi, S.E. (Ketua Pemuda Katolik Sumut), Dr. (c) Mangaraja H. Harahap, M.Si. (Akademisi), dan H. Adlin Tambunan (Ketua PW Ansor Sumut).

31 Orang Meninggal Dunia Korban Longsor dan Banjir Bandang Terjang Sumut

Setiap narasumber menyampaikan pandangan yang tajam dan relevan terhadap topik diskusi. Dalam diskusi mengenai kesehatan, gagasan utama yang muncul adalah penerapan layanan kesehatan gratis yang dapat diakses hanya dengan menunjukkan KTP.

Usulan lain termasuk pembangunan rumah sakit baru dengan fasilitas lengkap di setiap kabupaten/kota untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan. Topik pendidikan menyoroti pentingnya pengadaan fasilitas penunjang di sekolah-sekolah, terutama SMA dan SMK, seperti laboratorium bahasa Inggris dan sarana olahraga.

Pentingnya Media Sebagai Mitra, Dorong Jurnalis Sebarluaskan Peran LPS Kepada Masyarakat

Narasumber juga menekankan perlunya pengembangan bahasa daerah dan pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi untuk meningkatkan kualitas SDM Sumut. Sementara itu, infrastruktur menjadi perhatian dengan usulan pemerataan pembangunan jalan untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah.

Langkah ini dinilai krusial untuk meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Parulian Silalahi, Ketua Pemuda Katolik Sumut, menekankan pentingnya investasi pendidikan sebagai langkah awal pembangunan SDM.

“Pembangunan Sumatera Utara dimulai dari pembangunan SDM lewat pendidikan. Pendidikan yang merata kepada seluruh pemuda, minimal beasiswa S1 untuk anak-anak muda harusnya bisa dimulai dari sekarang. Masalah kesehatan juga harus menjadi prioritas pemerintah ke depan. Bagaimana kita bicara pembangunan kalau SDM-nya sakit-sakitan dan kurang gizi? Setelah itu, fokus pembangunan Sumut untuk pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah kabupaten/kota," tegas Parulian.

Turedo Sitindaon, Jubir Bobby-Surya, turut menyoroti persoalan infrastruktur. Ia mengkritik program yang dijalankan pemerintahan sebelumnya. "Pemutusan kontrak proyek Rp2,7 T bukan karena alasan politis, itu karena sejak awal proyek ini penuh masalah, mulai dari perencanaannya. Sangat disayangkan jika kegagalan ini justru dikaitkan dengan Presiden Jokowi yang sudah banyak membantu Sumut," kata Toredo.

Septian Chaniago memberikan penekanan pada pentingnya komunikasi pemimpin dengan masyarakat dan stakeholder.

“Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, baik kepada masyarakat dari berbagai lapisan maupun kepada seluruh stakeholder. Karena membangun daerah membutuhkan kebersamaan dan kerja sama. Jadi tak bisa memimpin dan membangun Sumut ini dengan cara marah-marah,” ujar Septian.

Ia juga menyoroti pentingnya penegakan hukum sebagai penjamin keamanan investasi dan proses pembangunan yang kondusif. Dr. (c) Mangaraja Harahap menilai dialog seperti ini lebih berdampak dibandingkan kampanye melalui baliho atau spanduk.

“Kegiatan ini sangat positif sekali bagi keberlangsungan demokrasi dan pasangan calon. Masyarakat dapat mendengar visi dan misi secara langsung, serta menyampaikan aspirasi. Kehadiran peserta yang berdasarkan keinginan untuk bertanya langsung menciptakan dampak yang jauh lebih besar dibandingkan pemasangan spanduk atau baliho,” tutur Mangaraja.

Pada kesempatan itu, Ketua PW GP Ansor Sumut, Adlin Tambunan turut mengapresiasi forum tersebut. “Hari ini saya menghadiri Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas langkah-langkah strategis dalam membangun Sumatera Utara yang lebih maju selama lima tahun ke depan. Diskusi seperti ini menjadi wadah untuk bertukar gagasan, menyusun rencana, dan memperkuat komitmen demi mewujudkan Sumatera Utara yang lebih baik dan sejahtera,” ungkapnya.

Dialog publik ini mencerminkan visi pasangan Bobby-Surya dalam membangun Sumut yang lebih baik, dengan fokus pada kebutuhan masyarakat. Kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur menjadi prioritas utama sebagai pilar untuk memajukan Sumatera Utara. Relasi Bobby-Surya optimistis bahwa dialog interaktif ini tidak hanya mendekatkan pasangan calon dengan masyarakat, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik untuk memilih pemimpin baru yang membawa harapan besar bagi Sumatera Utara.