Dorong Pertumbuhan Industri Petrokimia, Pertamina Sumbagut Raih Kontrak Metanol Rp 116 Miliar

Pertamina Sumbagut raih kontrak metanol senilai Rp 116 miliar.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) kembali meraih perpanjangan kontrak penjualan metanol dengan salah satu grup perusahaan refinery Crude Palm Oil (CPO) di Dumai, Pekanbaru. Kontrak ini mencakup pasokan metanol sebesar 18.000 hingga 21.000 Metrik Ton (MT) dengan nilai mencapai 7,14 juta USD atau sekitar Rp116 miliar.

HUT KAI Ke-79, Semangat Berikan Layanan Transportasi yang Terbaik Bagi Masyarakat

Manager Corporate Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Anggoro Wibowo mengatakan kontrak baru ini berlaku hingga akhir tahun 2024 dengan estimasi total volume metanol sebanyak 18.000 hingga 21.000 MT. Pengiriman pertama telah dilakukan pada Kamis, 25 Juli 2024, dengan pengapalan 3.150 MT ke tangki pelanggan di Kawasan Industri Dumai Pelintung.

"Pasar petrokimia di Indonesia, terutama di Sumbagut, memiliki potensi yang besar. Ekspansi penjualan metanol ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan penjualan Pertamina Patra Niaga Sumbagut," kata Anggoro, dalam keterangannya, Rabu 9 Agustus 2024.

Cabor Senam Aerobik, Jambi Boyong Medali Emas PON 2024 Aceh-Sumut

Selain metanol, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan produk Sodium Methylate Oxide (SMO) dengan potensi volume 3.600 hingga 4.800 MT per tahun. Selain itu, pihaknya juga siap mendukung kebutuhan bahan bakar pelanggan di wilayah tersebut.

Anggoro menjelaskan, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memproyeksikan penjualan metanol di wilayah Sumbagut, mencakup Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, mencapai 40.000 MT atau 40 juta kg pada tahun 2024.

Peringati 57 Tahun RGE Founder's Day 2024, PT Saudara Sejati Luhur Gelar Berbagai Bakti Sosial

"Langkah dalam ekspansi produk petrokimia, khususnya metanol, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga meningkatkan keandalan pasokan metanol di seluruh wilayah ini," jelasnya.

Lebih lanjut Anggoro menambahkan, bahwa penjualan metanol kepada produsen biodiesel adalah bagian dari sinergi dengan industri minyak sawit untuk mendukung ketahanan energi nasional. Seperti kita ketahui Metanol merupakan bahan utama dalam produksi biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester atau FAME), yang kemudian dicampur dengan solar untuk menghasilkan Biosolar.

Halaman Selanjutnya
img_title