UAH Super Series III Diikuti 48 Atlet Nasional dan Internasional dari 4 Negara

Pembukaan kompetisi tenis meja UAH Super Series III.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Sebanyak 48 atlet dari Indonesia dan luar negeri bertarung Ustadz Adi Hidayat (UAH) Super Series III ini, berlangsung di GOR Cemara Asri, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, berlangsung selama 3 hari, 15 hingga 17 Desember 2023.

Tambahan Bonus Rp12 Miliar PON dan Peparnas 2024 Cair, Bobby Nasution Tuntaskan Janji

Untuk UAH Series III ini, kompetisi tenis meja beregu putra nasional, akan merebutkan uang tunai Rp 100 juta untuk juara I. Sedangkan, juara II Rp 50 juta, juara 3 Rp 25 juta, ranking 4 Rp 13 juta dan rangking 5 hingga 8 masing-masing Rp 3 juta.

Ketua Panitia UAH Super Series III, Ahmad Luthfi menjelaskan event kejuaraan tenis meja ini, diikuti para atlet nasional hingga internasional dari Indonesia, China, Malaysia dan Singapura.

Bonus PON-Perpanas 2024 Disamakan, Ketua NPC Sumut: Doa Kita Dikabulkan untuk Kesetaraan

“Dari Indonesia itu ada dari Medan, Jakarta, Lampung, Kalimantan Timur, Samarinda dan kota lainnya. Sedangkan dari luar negeri ada dari Cina, Malaysia, Singapura,” sebut Ahmad Luthfi pada pembukaan UAH Super Series III ini, berlangsung di GOR Cemara Asri, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu 16 Desember 2023.

Sementara itu, Ustaz Adi Hidayat (UAS) mengungkapkan bahwa kejuaraan yang awalnya akan dilakukan di Lampung ini dipersembahkan untuk Almarhum Haji Anif.

Pemprov Sumut Tambah Bonus Atlet PON dan Peparnas 2024 Sebesar Rp10 Miliar

“Sebetulnya UAH Super Series III itu harusnya di Lampung dilaksanakan, tapi aura Haji Anif itu melintasi batas, dari haul saya memahami bahwa ada semangat kebaikan dan sosok seorang Musannif," ucap UAH.

 

Laga eksebisi UAH Super Series III.

Photo :
  • Istimewa/VIVA Medan

 

Kompetisi Tenis Meja Beregu Putra Nasional.

UAH mengungkapkan bahwa spirit dari Musannif itu yang secara selintas langsung pihaknya tuangkan dalam seperti di spanduk muda, sportif, handal dan inovatif disingkat jadi Mushannif.

"Jadi ini bg Ijeck, ini persembahan untuk Haji Anif, dari apa yang bisa kami berikan semoga kebaikan-kebaikan itu menginspirasi bagi banyak orang,” kata UAH.

Menurut UAH, dalam berbuat Almarhum Haji Anif bukan sekedar berpikir untuk dirinya atau sekedar memberikan aura positif tapi tapi bagaimana almarhum juga bisa memberikan manfaat-manfaat yang nyata dimana ia berpijak.

“Jadi saya menginginkan spirit itu meluas bukan hanya menjadi yayasan yang suport masjid dengan target membangun 99 masjid, menyediakan kendaraan-kendaraan pembersih masjid, tapi juga menginspirasi kita semua,” jelas UAH.

UAH Super Series III, lanjut UAH bukan sekedar mengakomodasi cabor tenis meja, tapi juga ditujukan untuk mendorong semangat nasionalisme anak-anak muda.

“Kami ingin tunjukan ada atlit-atlit muda dari Indonesia yang akan menyampaikan pesan untuk dunia bahwa kita punya jiwa nasionalisme yang kuat, kita punya kesadaran yang kokoh membangun negeri dan kita juga berikhrar kalau kita adalah sosok-sosok yang akan mengisi nilai-nilai kebangsaan ini ke depan. Jaringan kami bukan hanya di Indonesia tapi juga belahan dunia dan pertandingan ini akan dilihat,” kata UAH.

Melalui event ini juga, UAH ingin menujukkan kesan bahwa agama itu bukan hanya ditemukan di masjid.

“Tapi value dari agama sejatinya adalah menyebar di semua aktovitas kita semua. Kami bukan ingin membatasi tapi atlet yang mengikuti event ini spesial pakai legging, kami ingin tunjukkan selalu ada harmoni, nilai spiritual dan nasionalisme yang disatukan lewat olahraga,” katanya.

“Ketiga poin yang ingin kami sampaikan event ini akan terus berlanjut, kita tambah kualitasnya dan ini gak semua orang berhak untuk mendaftar dia mesti punya capaian tertinggi dulu apakah dia pernah ikut Sea Games, atlet nasional atau PON baru kemudian bisa menyertakan dua di bawahnya,” katanya.

UAH menyampaikan series III ini pertandingan dibuat mix agar menambah pengalaman para atlet dan untuk series keempat pertandingan akan dilakukan sesui dengan negara asal.

“Jadi Indonesia sama Indonesia, Cina sama Cina dan lainnya. Saya ingin anda bertarung dengan garuda di dadaku,” ujar UAH.