Polisi Ekshumasi Pemakaman Siswi Pramugari Sumatera Flight Meninggal di Asrama, 14 Saksi Diperiksa
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut melakukan ekshumasi pemakaman siswi calon pramugari Sumatera Flight, bernama Ade Nurul Fadilah (19), yang diduga meninggal tidak wajar.
Ekshumasi ini di pemakaman muslim di Jalan Melati, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Jumat kemarin, 1 Oktober 2024.
"Sudah kemarin dilakukan ekshumasi," ucap Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi VIVA, Sabtu 2 November 2024.
Hadi menjelaskan ekshumasi ini, dalam proses penyelidikan dilakukan pihak kepolisian dalam mengusut kematian dari Ade Nurul, yang dinilai keluarga tidak wajar.
Ekshumasi menghadiri tim forensik untuk melakukan autopsi jasad korban. Pembongkaran pemakaman calon pramugari ini, disaksikan langsung pihak keluarga, kuasa hukum keluarga dan pihak terkait lainnya.
Kemudian, pihak kepolisian juga memintai keterangan saksi-saksi dari keluarga, rekan-rekan Ade Nurul hingga Sumatera Flight. Tidak tutup kemungkinan saksi-saksi lainnya akan dimintai keterangan juga.
"Saksi dimintai keterangan jumlahnya ada 14 orang," ucap Hadi Wahyudi.
Thomy Faisal S. Pane, selaku kuasa hukum keluarga Ade Nurul Fadilah menjelaskan kasus ini, berawal keluarga Ade Nurul mendapatkan telpon dari pihak sekolah, Selasa malam, 1 Oktober 2024, sekitar pukul 23.00 WIB bahwa korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) USU, Kota Medan.
"Awal kejadian tanggal 1 Oktober 2024. Sekitar jam 10 malam, dia masih sehat. Masih telpon dan video call sama pacarnya. Jam 11 dikabari oleh pihak kampus, katanya si korban ini sakit. Tidak lama dikabari sudah meninggal dunia," sebut Thomy.
Kemudian, pihak keluarga datang ke RS USU, Rabu dini hari, 2 Oktober 2024, sekitar pukul 02.00 WIB. Keluarga membawa jasad korban ke rumahnya, Jalan Mandiri Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
"Kami tanyakan sama pihak dokter, kata pihak dokter tidak sempat pegang korban dalam penanganan medisnya," jelas Thomy.
Thomy mengaku belum bisa menyimpulkan Ade Nurul tewas karena dianiaya. Tapi, Ade sempat bercerita dengan kekasihnya sudah tidak menyaman sekolah di Sumatera Flight.
"Kalau dianiaya tidak, tapi cuma kalau saya dapat informasi, dengan waktu berbeda ya. Sudah tidak nyaman dan tidak tenang disitu. Tapi tidak membilang penyebabnya apa, karena korban tertutup," kata Thomy.
Atas kematian Ade Nurul yang dinilai tidak wajar tersebut. Thomy mewakili pihak keluarga mengajukan ekshumasi atau pembongkaran pemakaman untuk dilakukan otopsi kepada pihak penyidik kepolisian.
"Saya juga mengajukan ekshumasi, Karena untuk memastikan ada pidana atau tidak. Dari ekshumasi atau otopsi baru tahu. Baru tahu, apa penyebab kematiannya. Masih menduga-duga semuanya. Karena tidak visum atau otopsi dilakukan. Kan tidak tahu apa penyebab kematiannya," ujar Ade Nurul.
"Dari pada kita tebak-tebak buah mangis, kita minta ada ekshumasi. Kita autopsi dulu, apa penjelasannya," tutur Thomy kembali.
Thomy mengatakan sepekan pasca meninggalnya, Ade Nurul. Pihak keluarga mendatangi Sumatera Flight, untuk mengambil barang-barang almarhumah.
"Ini versi keluarga pola (kunci hape) sudah terbuka," kata Thomy.
Thomy mengatakan pihaknya bersyukur kasus ini, mendapatkan perhatian khusus dari Polda Sumut. Dia mengungkapkan pihak keluarga akan dimintai keterangan oleh penyidik Subdit Jantanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut.
"Alhamdulillah mendapatkan respon baik dari Polda Sumut dan mendapatkan atensi dari bapak Kapolda Sumut. Besok kita dimintai keterangan di Jantanras Polda Sumut," jelas Thomy.