Bobby Bangga UHC di Medan, Edy Rahmayadi: Rumah Sakit Aja Gak Ada Obatnya

Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

Mantan Pangkostrad itu, mengatakan UHC harus disertai dengan pelayanan dan infrastruktur rumah sakit yang baik. "BPJS yang pakai APBN saja tidak jadi jawaban, apalagi UHC yang setingkat Wali Kota Medan untuk rakyat berobat. Jangan bohongi rakyat," jelas Edy Rahmayadi.

Layak Dipilih, Tokoh Pemuda Danau Toba: Bisma Sinaga-Erwin Sihite Siap Eksekusi Pembangunan Humbahas

Edy Rahmayadi mengatakan UHC memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Dia menyindir RSU dr Pirngadi Medan, rumah sakit milik Pemko Medan sempat kehabisan obatnya. "Persoalannya, rumah sakitnya (RSUD Pirngadi Medan) tak ada obatnya. Itu yang harus kita diskusikan caranya. Supaya pelayanan kesehatan bisa diatasi. Mulai infrastruktur kesehatan, jangan disinggung dengan Eks Medan Club. Medan Club itu bonusnya Sumatera Utara," kata Edy.

Jawaban Edy Rahmayadi kepada Bobby itu soal seorang dokter bertugas di RSUD Dr Pirngadi Medan, bernama dr Ramadhani Soeroso 'curhat' dengan mengeluhkan rumah sakit milik Pemerintahan Kota (Pemko) Medan itu, kehabisan obat, mengakibatkan pasien meninggal dunia. "Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Ada pasien aku exit, meninggal dia," ucapnya dalam akun TikTok @denisoeroso, dikutip VIVA, Senin 2 September 2024.

Mengulang Kesuksesan 2018, UAS Kembali Dukung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2024

Dokter tersebut, mengkritik Bobby Nasution yang tengah sibuk Bacalon Gubernur Sumut 2024. Sehingga rumah sakit yang dia pimpin itu, terkesan terlantar. Soeroso mendesak Bobby dapat segera menyelesaikan permasalah di rumah sakit tersebut.

"Tolonglah, sebelum bapak maju apa, ini Pilgub (pemilihan gubernur), tolong diberesin rumah sakit ini, pening kepala aku, sudah dua pasien aku exit, bikin malu aja," ucap Soeroso.

Hukum Menerima Serangan Fajar, UAS: Masuk Golongan Dosa Besar

Soeroso mengaku untuk memenuhi kebutuhan obat pasien, membeli obat menggunakan uang sendiri. Dampak obat habis di RSUD Dr Pirngadi Medan itu. "Ini rumah sakit kayak gini, masak ngak ada obat, haduh sampai kami, aku sama koas beli obat, tahu. Jadi pasien ini meninggal insyaallah bukan aku yang tanggung, karena aku bukan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)," ucap dokter tersebut. Soeroso lalu memohon ke pihak rumah sakit untuk segera menyediakan obat yang dibutuhkan pasiennya.

"Manajemen tolong lah, pusing aku pasien-pasien aku banyak WA (What's App) aku, dok obat obat kemoterapi juga habis, aduh kalian maunya apa (RS Pirngadi) tolong lah ya, beresin, obat-obat dipesan lah jadi duit itu kemana ?,'' katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title