Bahas Pengendalian Inflasi Daerah, Ini Pesan Pj Gubernur Sumut
- Dok Pemprov Sumut
VIVA Medan - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah, secara virtual bersama Kementerian Dalan Negeri (Kemendagri), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (BPN), Mabes TNI, Polri, Kejaksaan, dan seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.
"Kita terus melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran OPD terkait, dalam hal pengendalian inflasi, juga koordinasi dengan BPS, Bank Indonesia, Bulog, kabupaten/kota," kata Pj Gubernur Sumut Hassanudin di lantai 6, Kantor Gubernur Sumut, di Kota Medan, Selasa 4 Juni 2024.
Seperti diketahui, bahwa pada Mei 2024, terjadi inflasi year on year (y/y) Provinsi Sumut sebesar 4,26%. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Karo sebesar 5,37% dan terendah di Kota Gunungsitoli sebesar 3,51%. Sementara inflasi month to month (m-to-m) Sumut sebesar 0,48%. Faktor pemicu terjadinya inflasi adanya kenaikan sejumlah harga komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras.
Rakor dipimpin Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir. Dia menyampaikan, bagi provinsi, kabupaten/kota, dengan inflasi tertinggi agar segera melakukan evaluasi berupa rapat koordinasi, agar inflasi di daerahnya terkendali. Diharapkan kepala daerah turun langsung mengecek harga kebutuhan pokok, mengingat akan menghadapi hari raya Idul Adha.
"Untuk inflasi provinsi tertinggi terjadi di Papua Tengah 5,39%, Gorontalo 4,91%, dan Papua Barat 4,58%. Sementara provinsi dengan inflasi terendah ada di Bangka Belitung dan Sulawesi Barat 1,25%. Sementara untuk kabupaten dengan inflasi tertinggi ada di Kabupaten Nabire 7,58% dan inflasi kota tertinggi di Ambon 4,6%," ujarnya.
Sementara Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian Inti Pertiwi Nashwari menyampaikan sejumlah upaya pengembangan bawang merah di wilayah minus atau defisit, dengan program champion.
Ia mengatakan, champion nantinya berperan sebagai mentor, pembina, pembimbing, pendamping untuk melatih petani lokal setempat dalam membudidayakan bawang merah di wilayah defisit. Untuk itu, Pemda diharapkan menyediakan lahan dan calon petani yang akan dibina oleh champion.