Gajah Berusia 43 Tahun Mati di Penangkaran ANECC Simalungun, Ini Penyebab Kematiannya

Petugas medis melakukan nekropsi terhadap Dwiki.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA - Gajah berusia 43 tahun, bernama Dwiki menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa 14 Februari 2023 sekitar pukul 06.20 WIB. Dwiki selama ini, menghuni Kamp Konservasi Gajah Aek Nauli (ANECC), Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Diisukan Tewas Diterkam Harimau, Ternyata Wanita Lansia Ini Dibunuh Kekasihnya

“Namun kondisinya semakin melemah. Kondisinya tidak tertolong lagi,” ucap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Rudianto Saragih Napitu, dalam keterangan tertulis, Jumat 17 Februari 2023.

Gajah jantan ini, dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) pada 18 Desember 2022 lalu. Ada sejumlah BNWS gajah mati. Dwiki dipindahkan bersama gajah betina bernama Dini, berusia 35 tahun.

Diduga Cabuli Anak Tetangganya, Seorang Petani di Simalungun Ditangkap Polisi

Baca juga:

Februari 2023 menjadi bulan terberat Dwiki, dengan kondisinya memburuk. Dia mogok makan. Tim dokter dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) dan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia terjun ke lokasi merawat Dwiki.

Usai Upacara HBP ke-60, Lapas Siborongborong 'Digruduk' Personel Polsek Siborongborong

Untuk dapat memulihkan kondisi Dwiki, sebanyak 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin diberikan kepada Dwiki. Dia dirawat intensif. Kondisi Dwiki diduga sudah sakit sejak dipindahkan pertengahan Desember 2022 lalu. Sesampainya di sana dia juga dirawat intensif dan dicekokki obat serta vitamin.

“Kondisi luka sudah mulai membaik dan gajah sudah mulai makan dan minum walaupun sedikit,” tutur Rudianto.

Rudianto membantah terkait hal itu, Dwiki sakit selama dipindahkan. Namun, sebaliknya kondisi gajah betina cukup baik dengan luka mulai tertutup atau sembuh.

“Kalau hasil pemeriksaan dokter, sudah sehat dan dalam penutupan bekas luka. Karena sebelum pemindahan semua gajah harus diperiksa dan mendapat disposal dari dokter dan pemindahan juga di dampingi dokter hewan,” jelas Rudianto.

Dari otopsi dilakukan tim medis dengan melakukan pembedahan terhadap bangkai Dwiki, ditemukan dugaan penyebab kematian Dwiki. Ada infeksi pada gigi kanan bawah sehingga tidak bisa tumbuh secara normal. Kondisi ini mengakibatkan gigi geraham atas Dwiki tidak tumbuh dengan normal. Pertumbuhannya menjadi asimetris antara kiri dan kanan.

 

Gajah Dwiki.

Photo :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

 

“Kelainan struktur gigi ini mengakibatkan gajah sulit untuk makan,” kata Rudi.

Kesulitan makan ini membuat Dwiki kekurangan nutrisi. Volume makanan yang dikonsumsinya berkurang cukup banyak.

“Hal ini diperparah dengan intosusepsi lambung sehingga berdampak pada malnutrisi dan malabsorsi, dimana tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan sehingga terjadi penurunan kesehatan dan berat badan,” kata Rudi.

Kemudian, Bangkai Dwiki dikuburkan di ANECC.

Gading gajah dipotong untuk disimpan di Balai Besar KSDA Sumatera Utara,” kata Rudianto.