KPPU Bersama Pelaku Usaha, Bahas Penyebab Harga Beras di Sumut Meroket

KPPU Kanwil I gelar FGD bahas terkait harga beras.
Sumber :
  • Dok KPPU

Ridho mengatakan penyumbang terbesar untuk inflasi di Sumut ini, adalah harga beras. Fluktuasi harga beras yang mencapai 7%-9%, terbilang rendah dibandingkan komoditas lain seperti cabai. Namun, dianggap sudah sangat tinggi karena selama ini Pemerintah selalu menjaga stabilitas harga beras. 

Golkar Bertemu PKS, Potensi Koalisi dan Usung Ijeck di Pilgub Sumut Terbuka

Untuk produksi beras di Sumatera Utara pada bulan Januari-Februari adalah 310.000 ton sedangkan kebutuhan 199.000 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 110.000 ton. 

"Namun tidak boleh ada larangan untuk menjual beras keluar dari Provinsi Sumut. Sebagai informasi, minggu ini terdapat 42 kontainer beras asal Sumatera Utara yang dikirim ke daerah lain," ucap Ridho.

243 Bacakada di Sumut Mendaftarkan Diri ke Golkar untuk Bertarung di Pilkada 2024

Dengan adanya ketentuan terkait Harga Eceran Tertinggi (HET), Ridho mengungkapkan bahwa ritel modern mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan beras. Hal tersebut karena produsen/distributor tidak sanggup memasok beras sesuai dengan HET. 

"Sementara ritel modern tidak berani menjual beras di atas HET. Yang saat ini mampu memenuhi HET hanyalah beras SPHP dari Bulog. Terdapat 2.000 pcs beras bulog untuk gerai Alfamart di Sumatera Utara dan Aceh," kata Ridho.

Adi Saputra Serahkan Berkas Pendaftaran Bacalon Wagub Sumut 2024 ke Demokrat dan PAN

Ridho menjelaskan bahwa Pada Tahun 2023, luas lahan pertanian turun, jumlah produksi gabah juga turun dibandingkan dengan tahun 2022. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab beberapa kilang beras. Termasuk Dirga Surya, mengalami kesulitan untuk bersaing memperoleh pasokan beras dengan harga yang cocok.

"Saat ini Bulog Sumut memiliki stok sebanyak 16.000 ton beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) dan memiliki 2.000 outlet mitra perum bulog di Sumatera Utara," ujar Ridho.

Halaman Selanjutnya
img_title