Viral Aksi Bullying Pelajar di Langkat, Orangtua Pelaku Datangi Rumah Korban Malam Hari
- istockphoto.com
VIVA Medan - Beredar video berdurasi 30 detik yang menampilkan aksi bullying yang dilakukan pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas negeri (SMA) di Kabupaten Langkat dan viral di media sosial. Pasca viral video itu, orang tua pelaku mendatangi kediaman korban yang berada di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, Sabtu 14 Oktober 2023 malam.
Informasi dirangkum, aksi bullying atau perundungan menimpa seorang pelajar, korban berinisial A yang dilakukan oleh teman satu kelasnya. Masing-masing mereka berinisial BNQ, FDM dan MS.
Perundungan itu terjadi di kelas sekolah tersebut, Jumat 13 Oktober 2023. Saat itu diduga masih jam pelajaran, namun sudah ditinggal oleh guru karena jelang waktu penghabisan.
Dalam video, BNQ yang melakukan perundungan juga memegang daerah sensitif korban di bagian dada. Sementara FDM diduga merekam aksi BNQ. Parahnya, rekaman video perundungan itu menjadi viral karena disebarluaskan. Diduga penyebarluasan video dan berbuntut menjadi viral, dilakukan oleh BNQ.
"Sudah datang ke rumah dengan baik-baik dan kami terima baik-baik. Mereka mengakui kesalahan anaknya, tapi saya bilang kejadiannya di sekolah dan penyelesaiannya harus dilakukan di sekolah," ujar orang tua korban berinisial W ketika ditemui di rumahnya, Minggu 15 Oktober 2023.
BNQ diduga masih ada hubungan dengan Anggota DPRD Langkat berinisial P atau dapat disebut keponakannya. Sementara FDM disebut-sebut bercita-cita menjadi polisi wanita dan hal itu diperkuat lantaran yang bersangkutan anak aparat kepolisian dari Kesatuan Brimob. W berharap, pihak sekolah dapat mengeluarkan atau memecat ketiga terduga pelaku perundungan itu.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," bebernya.
Meski demikian, video klarifikasi dari ketiga terduga pelaku perundungan juga sudah beredar. Namun, klarifikasi dilakukan tanpa diketahui orang tua masing-masing. W berpendapat, klarifikasi itu sepihak.
"Saya tidak terima anak saya digitukan (jadi korban perundungan). Tidak ada yang sudah berdamai, orang tua mereka (pelaku) sudah mengakui kesalahan anaknya dan bersedia dilanjutkan ke polisi," katanya.
Ilustrasi bullying.
- istockphoto.com
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi perundungan yang dilakukan anak-anak didiknya. Menurutnya, pihaknya tengah berupaya melakukan penyelesaian terkait aksi perundungan tersebut.
"Masih dalam proses penyelesaian, besok Senin 16 Oktober 2023 semua orang tua dipanggil ke sekolah," ujarnya.
Disoal video klarifikasi disebut sepihak yang hanya dilakukan sekolah, ia menyebut, hanya permintaan maaf saja dari pelaku perundungan.
"Itu hanya permintaan maaf dari pelaku, proses tetap berjalan dengan melibatkan orang tua siswa," katanya.