Kapal Logistik Dilanda Cuaca Buruk, Warga Pulau Simuk Nias Selatan Terancam Kelaparan

Ilustrasi kelaparan.
Sumber :
  • istockphoto.com

Sebelum ekspansi beras masuk ke Indonesia, warga Simuk memang memanfaatkan sagu sebagai makanan pokok. Namun saat ini, jumlah luas lahan untuk tanaman sagu terus berkurang. Digantikan perkebunan kelapa untuk dijadikan Kopra sebagai mata pencaharian warga.

Bupati dan Kapolres Labusel Sidak Pasar, Pastikan Kebutuhan Pokok Aman Selama Ramadan

Untuk diketahui, Pulau Simuk dihuni sekitar  510 keluarga dengan 3.000 jiwa di 6 desa dan terancam kelaparan. Lanjut, Bago mengungkapkan bahwa  kapal memang harus ekstra hati-hati masuk ke Simuk. Saat ini hanya ada satu dermaga aktif. 

Dimana, Satu dermaga lagi masih dalam tahap pembangunan. Untuk masuk ke dermaga, kapal harus memilih jalur agar tidak menabrak karang.

Temuan Produk Tidak Jelas Kedaluarsanya di Brastagi Supermarket, Walkot Medan: Tarik Dulu

“Masuk ke pelabuhan Simuk itu sangat sangat ekstrim dan itu sudah berkali kali kapal sudah berlayar 6 jam, hanya menempuh jarak yang harusnya 5 menit mencapai pelabuhan. Itulah ekstrimnya masuk pelabuhan pulau simuk,” jelas Bago.

Bukan hanya kali ini ancaman kelaparan melanda Simuk. Bago mengatakan lima tahun lagi ancaman serupa pernah terjadi. Namun kata dia, tahun ini merupakan yang terparah.

Jelang Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Sumut Lakukan Ramp Check Ratusan Bus

Selama ini warga di Simuk memang hanya mengandalkan pasokan pangan dari luar pulau. Lantaran warga tidak bisa menanam pangan alternatif di atas pulau.

“Di Simuk itu strukturnya pasir berbatu. Sehingga tak sembarang tanaman bisa hidup. Makanya kita juga tidak punya sawah. Kami pernah menanam ubi dan jagung. Memang tumbuh. Tapi tidak ada umbinya,” ucap Bago.

Halaman Selanjutnya
img_title