Desak Presiden Netral di Pemilu 2024, Eks Rektor USU: Secara Moral untuk Mengingatkan
- BS Putra/VIVA Medan
VIVA Medan - Keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan negara pada saat ini. Sejumlah guru besar, alumni dan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) tergabung dalam gerakan moral, menyatakan sikap di Gedung Pancasila, Kampus USU, Kota Medan, Selasa petang, 5 Febuari 2024.
Dalam penyampaian pernyataan sikap itu, dihadiri mantan Rektor USU, Prof Runtung Sitepu. Kemudian, Prof Dr Ningrum Natasya, Prof Dr Nurlisa Ginting, Prof Dr Robert Sibarani, Prof Sondang Pintauli.
Selanjutnya, Prof Dr Budiman Ginting. Sedangkan, dari Alumni Ir Akhyar Nasution Mantan Walikota Medan dan Roy Fachraby Ginting SH M.Kn Akademisi dan Praktisi.
Prof Runtung Sitepu mengungkapkan melihat kondisi negara saat ini, pada Pemilu 2024 ini. Ia menilai sejumlah guru besar terpanggil untuk menyuarakan dan mengingatkan para pemimpin negara ini, untuk bermoral dan beretika dalam pesta demokrasi ini.
“Maka kami di USU, merasa ikut terpanggil secara moral untuk mengingatkan juga, seperti yang disampaikan berbagai perguruan tinggi,” ucap Runtung kepada wartawan, usai deklarasi pernyataan sikap tersebut.
Runtung mengatakan ada hak guru besar di Indonesia, mengingatkan akan Pemilu 2024, berjalan dengan damai, jujur dan adil. Tanpa diwarnai dengan kecurangan.
“Mudah-mudahan ini bisa mengingatkan. Sehingga pemilu kita jauh dari kecurangan. Dalam proses pelaksanaan dan pasca pemilu, aman, tertib dan damai,” ucap Runtung.
Runtung kembali menegaskan, gerakan moral ini merupakan bentuk kecintaan terhadap negara. Mereka tidak ingin pemilu yang dilaksanakan tidak adil justru berakibat pada kekacauan masal.
“Kalau lah nanti, mudah-mudahan tidak terjadi. Ada dugaan terjadi kecurangan dan ribut. Kita akan menyesal kenapa dulu tidak mengingatkan. Makanya kita terpanggil,” jelas Runtung.
Runtung menegaskan bahwa guru besar yang menyatakan sikap ini, bukan guru besar partisan atau berafiliasi dengan salah satu Capres-cawapres tertentu. Hal ini, murni pergerakan menyikapi demokrasi di tanah air saat ini.
“Saat ini bagaimana, pemilu bisa berjalan damai. Saya bukan partisan dari Capres mana pun,” sebut Runtung.
Diberitakan sebelumnya, Keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan negara pada saat ini. Sejumlah guru besar, alumni dan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), tergabung dalam gerakan moral, menyatakan sikap di Gedung Pancasila, Kampus USU, Kota Medan, Selasa petang, 5 Febuari 2024.
Pernyataan sikap diawali dengan menyatukan lagu Pada Mu Negeri. Kemudian, dibuka oleh Guru Besar Fakultas Hukum USU Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait.
"Hal ini sebagai upaya menjaga keutuhan hidup berbangsa dan bernegara serta menjaga suasana tertib, aman, dan damai selama dan setelah pelaksanaan pemilu," kata Prof. Ningrum.
Dalam pernyataan sikap tersebut, dibaca oleh Prof Dr Nurlisa Ginting, menyatakan bahwa akhir-akhir ini kami melihat keresahan di tengah tengah masyarakat, sehubungan berbagai hal tentang berbagai gejala yang berkaitan dengan rusaknya nilai nilai etika dan perilaku dalam sistem kehidupan perpolitikan dalam berbangsa dan bernegara
Oleh karena itu, dalam upaya untuk menjaga keutuhan hidup berbangsa dan bernegara serta terpeliharanya suasana tertib, aman dan damai dalam pelaksanaan dan pasca pelaksanaan Pemilu 2024.
Kami beberapa Guru Besar, Dosen dan Alumni Universitas Sumatera Utara menyampaikan keprihatinan dan sekaligus pernyataan sikap sebagai berikut :
1. Presiden Republik Indonesia beserta seluruh jajarannya mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk bersikap netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
2. Komisi Pemilihan Umum, dan Badan Pengawas Pemilu beserta jajarannya untuk tetap netral, jujur dan dan adil, serta mencegah terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
3. TNI dan Polri untuk tetap netral, dan bekerja secara profesional dan maksimal
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan sebagai bentuk keprihatinan kami semua untuk dapat di laksanakan demi keutuhan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.