Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Oknum Bripka R dan Brigadir W di PTDH, namun keduanya mengajukan banding ke Propam Polda Sumut Desember 2022. Namun sampai saat ini belum ada putusan bandingnya.

Dalam waktu dekat, penyidik akan menyerahkan AKBP Achiruddin dan barang bukti ke Kejari Medan. Selain kedua kasus ini, AKBP Achiruddin juga terjerat kasus gratifikasi.

AKBP Achiruddin Hasibuan menjalani sidang kode etik dan diputuskan sanksi terberat, yakni Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) sebagai anggota Polri.

Hal yang memberatkan terdakwa, karena tidak mendukung program pemerintah dalam mengurangi peredaran narkotika. Padahal mereka sudah mengetahui, narkoba merusak mental.

Oknum polisi MAL langsung bawa kabur sepeda motor korban langsung berteriak maling dan warga mendengar mengejar pelaku hingga berhasil ditangkap masyarakat setempat.

AKBP Achiruddin mengungkapkan bahwa apa dilakukan terhadap anaknya, sebagai bentuk orang tua menyelesaikan masalah. Ini sebagai sikapnya saat rumahnya didatangi Ken dkk.

Kejati Sumut menyiapkan tim jaksa untuk mengawal kasus penganiayaan dengan tersangka AKBP Achiruddin dan anaknya ini, hingga disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Medan.

AKBP Achiruddin dijerat pasal berlapis dan terancam 5 tahun penjara. Karirnya sebagai anggota Polri juga terhenti usai sidang kode etik memutuskannya di PTDH.

Putusan PTDH sidang kode etik AKBP Achiruddin harus dipecat karena sudah tercatat sebanyak lima kali melakukan pelanggaran disiplin sebagai anggota Polri.

Putusan PTDH terhadap AKBP Achiruddin atas kasus penganiayaan dirasa puas bagi keluarga sebagai bukti keseriusan Polda Sumut dan Polri menindak anggota yang bersalah.

AKBP Achiruddin tercatat 5 kali tersandung pelanggaran disiplin dan kode etik yang dilakukannya dalam rentang waktu 2017 sampai 2023. Kini, ia diputus PTDH sebagai Polri.

Propam Polda Sumut pun menyatakan banding. Selanjutnya, mempersiapkan memori banding dalam tempo 14 hari untuk menghadapi sidang di Divisi Propam Polri, di Jakarta.