Mandi Marpangir Jelang Ramadan, Bocah 9 Tahun Tewas Terseret Arus Sungai

Korban tenggelam dievakuasi ke rumah duka.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Mandi-mandi menjelang ramadan atau disebut marpangir, di Sungai Batang Pane di Desa Sungai Durian, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara. Ternyata menelan korban jiwa.

BSI Maslahat Tabur Kebaikan Capai Rp 11,24 Miliar Selama Ramadan

Seorang bocah perempuan, ABP (9), dilaporkan terseret derasnya air sungai di lokasi kejadian. Mandi-mandi menjelang puasa itu, korban bersama keluarganya, Rabu sore, 22 Maret 2023.

Korban saat di sungai tersebut, bersama ibunya KH (45) beserta saudaranya, NKH (14) dari rumahnya beralamatkan, Lingkungan I, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Paluta.

Hari Pertama Kerja Pasca Libur Lebaran 2024, Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Setiba di lokasi kejadian, baik korban maupun NKH, mandi dan saling berpegangan. Korban memegang NKH dengan menarik baju saudaranya itu. Entah bagaimana, keduanya mandi hingga ke tengah Sungai.

“Setelah sampai di tengah Sungai, pegangan tangan korban terlepas dari baju saudari NKH. Akibatnya, korban terseret aliran sungai,” kata Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Imam Zamroni, Kamis 23 Maret 2023.

Warga Padati Open House Lebaran di Rumah Pribadi Edy Rahmayadi

ABP bersama saudaranya tersebut, mandi di tengah sungai. Ternyata, korban tak bisa berenang, hingga ia makin terseret aliran arus sungai. Nahas, NKH yang melihat itu, hanya diam saja. Tak ada upaya menolong mau pun berteriak meminta pertolongan. Di lokasi kejadian, karena sudah menjadi tradisi mandi di sungai jelang ramadan.

Petugas kepolisian melakukan pengamanan untuk mencegah ada warga yang tenggelam. Padahal, saat kejadian, banyak personel Polri yang sedang pengamanan. Begitu juga dengan masyarakat lain yang sangat ramai di lokasi pemandian, karena jelang ramadan.

“Setelah pulang ke Rumah, saudari NKH baru menceritakan kejadian hanyutnya korban kepada nenek dan orang tua korban. Orang tua korban begitu syok. Ia menyangka korban sudah pulang duluan bersama saudari NKH,” jelas Imam.

Mendengar hal tersebut, orang tua korban sangat panik. Kemudian, melaporkan hal itu ke aparat setempat. Selanjutnya, warga setempat, BPBD Paluta, bersama personel Polsek Padang Bolak melakukan pencarian korban di Sungai dengan peralatan seadanya.

Imam mengungkapkan pencarian dilakukan hingga malam hari. Pada akhirnya, petugas dan masyarakat berhasil temukan jenazah korban. Saat petugas menemukannya, korban terseret lebih kurang 1 Km dari tempat hanyutnya di awal, Kamis dini hari, 23 Maret 2023.

“Petugas, lalu membawa korban ke Rumah orang tuanya. Orang tuanya juga telah membuat surat permohonan agar tidak ada otopsi bagi korban,” tutur Imam.