Aniaya Warga Hingga Tewas, 7 Personel Polrestabes Medan Direkomendasi PTDH

Gedung Bidang Propam Polda Sumut.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Bidang Propam Polda Sumut telah melakukan sidang kode etik terhadap 7 personel Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan, terkait dengan kematian seorang pria, Budianto Sitepu alias BS (42).

Sasar Korban Perempuan, Polisi Tembak Spesialis Jambret

Kepala Bidang Propam Polda Sumut, Kombes Pol. Bambang Tertianto mengungkapkan hasil sidang kode etik tersebut, dengan keputusan rekomendasi Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap 7 oknum personel Polrestabes itu. "Iya, PDTH," ucap Bambang kepada wartawan, di Mako Polda Sumut, Jumat 24 Januari 2025.

Dilaporkan hasil keputusan rekomendasi tersebut, ketujuh personel Polri mengajukan banding. Sehingga proses kode etik mereka masih terus berjalan. Imbas penganiayaan berujung kematian terhadap Budianto Sitepu, Ipda ID sebelumnya bertugas sebagai Panit Resmob Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan bersama 6 personel sebelumnya Unit Pidana Umum Satreskrim Polrestabes Medan, kini dicopot dan dimutasi ke Yanma Polda Sumut.

Program M4CR BRGM, Dorong Percepatan Kelestarian Lingkungan di Sumut

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Hadi Wahyudi mengungkapkan dalam kasus ini, Polda Sumut akan melakukan penyidikan, dengan profesional dan transparan dalam pengusutan kasus ini. "Komitmen pimpinan Polri menindak tegas, setiap anggota yang melanggar kode etik hingga sanksi PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat), jika terbukti bersalah," tutur Hadi.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.

Photo :
  • BS Putra/VIVA Medan
Polisi Tangkap 8 Pelaku Begal Sadis di Sergai, Rampas Motor Korban dengan Ancaman Celurit

Sebelumnya, Kapolrestabes Medan Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan membeberkan penangkapan terhadap seorang warga bernama Budianto Sitepu alias BS tewas usai diamankan. Ternyata penangkapan tersebut, tanpa dilengkapi administrasi penyidikan.

Dugaan penganiayaan berujung kematian itu, saat Ipda ID bersama anak buahnya 5 orang saat melakukan penangkapan terhadap BS yang sedang berboncengan menggunakan sepeda motor dengan rekannya, di sekitar Jalan Horas, Desa Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Rabu dini hari, 25 Desember 2024.

"Dalam proses penangkapan, dimana proses kekerasan itu terjadi?, rekan-rekan tanyakan. Kami juga menduga, kekerasan terjadi dalam proses penangkapan, untuk mengetahui persisnya kami akan melakukan penyidikan. Ini harus clear antara bukti subtektif dan bukti objektif," jelas Gidion.

Gidion membeberkan berdasarkan autopsi jasad BS yang dilakukan pihak Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan, ditemukan pendarahan dibagian otak, ada pendarahan di kepala, lalu ada luka terbuka di pipi, dan ada juga luka di mata korban. Hasil visum atau otopsi jasad BS, disinkronkan dengan keterangan saksi-saksi, yang melihat peristiwa dugaan penganiayaan terhadap almarhum BS.

"Ini sejalan dengan keterangan saksi, yang di TKP melihat bahwa bapak BS waktu itu, berboncengan dengan salah satu temannya, insial P. Kemudian, disergap anggota lah, terjatuh dari sepeda motor dan terjadi pergumulan, dilihat benturannya sangat terjadi, kalau terjadi pendarahan, pasti ada benda tumpul membentur," jelas Gidion.

Gidion menduga penganiayaan terhadap BS juga terjadi saat dalam perjalanan menuju Mako Polrestabes Medan, untuk dimintai keterangan. "Dalam perjalanan (dibawa ke Polrestabes Medan) terjadi kekerasan, tapi kita harus pastikan ini harus clear dengan proses penyidikan," ujar perwira polisi melati tiga itu.