Ketua MKGR Sumut Dampingi Bobby Nasution Jemput Aspirasi Warga Simalungun

Ketua MKGR Sumut, Darma Putra Rangkuti mendampingi Calon Gubernur Sumut, Bobby Nasution bertemu warga di Kabupaten Simalungun.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Medan

VIVA Medan - Warga Kabupaten Simalungun curhat kepada calon Gubernur Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution soal kondisi jalan yang rusak parah. Ini diutarakan warga saat Bobby menyambangi Kabupaten Simalungun dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat setempat, Minggu 17 November 2024.

Respon Keluhan Masyarakat, Edy Rahmayadi Tinjau Jembatan di Palas

Didampingi Ketua MKGR Sumut Darma Putra Rangkuti, Bobby Nasution menerima keluhan warga soal panjang jalan kabupaten yang mengalami kerusakan tersebut sekitar 14 Km. Dalam mendengarkan aspirasi, banyak warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun.

“Walaupun ini merupakan jalan (tanggung jawab) kabupaten, tetapi kami percaya Pak Bobby bisa merubah (memperbaiki) jalan ini,” kata salah seorang warga, Farhan, yang ikut mencegat kendaraan Bobby Nasution.

Edy Rahmayadi Siapkan Starategi Demi Sumut Jadi Provinsi Swasembada Pangan

Faktor utama penyebab jalan rusak, menurut Farhan, akibat sering dilalui truk pengangkut biji kelapa sawit yang diperkirakan beroperasi dengan kelebihan muatan. Mereka berharap perbaikan jalan tersebut dapat segera terealisasi jika nanti pasangan Bobby-Surya terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2024-2029.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Bobby mengatakan, jalan yang rentan mengalami kerusakan adalah jalan area perkebunan. Sementara, hingga saat ini belum ada jalur atau jalan khusus yang dapat dilalui kendaraan bertonase besar untuk mengangkat hasil perkebunan di wilayah itu. “Pasti yang rentan jalannya rusak berkaitan dengan area perkebunan, tetapi kita belum ada jalur khusus untuk jalan produksi,” ujar Bobby.

Hadiri Gendang Guro Guro Aron, Asri Tambunan-Lom Lom Disambut Tari Khas Karo

Diakuinya, untuk membenahi jalan rusak parah tersebut tidaklah mudah. Perlu koordinasi yang baik secara lintas sektoral agar pelaksanaannya tepat guna. Oleh karena itu, menurut dia, langkah yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah membuat peta jalan produksi, agar jalur atau jalan yang dilalui truk-truk bertonase besar bisa tertata rapi.

“Makanya nanti kami akan buat pertama peta jalan produksi. Peta jalan produksi itu untuk mengetahui truk-truk itu lewatnya mana saja, lewat jalan kabupaten kah, lewat jalan provinsi, lewat jalan nasional, atau lewat jalan yang dia (perusahaan) buat sendiri,” kata Bobby.