Imbas Kematian Siswanya Diduga Dianiaya, Kepsek SMKN 1 Nias Selatan Dibebastugaskan

Jasad YN di rumah duka.
Sumber :
  • Dok Polres Nias Selatan

VIVA Medan - Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 1 Siduaori, Kabupaten Nias Selatan, berinisial SZ (40), dibebastugaskan sementara dari jabatannya. Hal itu, untuk mempermudah dalam proses pemeriksaan dilakukan tim investigasi Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Utara terkait kematian siswanya, berinsial YN (17).

Tolak Top Up Gratis, Preman yang Viral Aniaya Penjaga Konter Pulsa Ditangkap Polisi

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Sumut, Suhendri kepada wartawan, di Kantor Disdik Sumut, Rabu 18 April 2024. Ia mengatakan kini, tim investigasi masih terus menggali informasi dan mengungkapkan fakta kasus ini.

"Sanksi sementara terhadap kepala sekolah memberikan sanksi sesuai dengan aturan. Saat ini, proses pembelajaran berlangsung tanpa kepala sekolah (dibebastugaskan), karena sedang di alihkan kepada cabang dinas. Agar proses pembelajaran tetap berlangsung," kata Suhendri.

Viral! Penjaga Konter Pulsa di Medan Dianiaya Preman Gegara Tolak Top Up Gratis

Suhendri mengungkapkan bahwa SZ sebelumnya, belum ada catatan kesalahan dirinya selama menjalani tugasnya sebagai kepala sekolah.

"Sebelumnya, belum ada kesalahan. Baru pertama kali, dugaan atas tindakan kekerasan dilakukan oknum kepala sekolah, yang kami ketahui," kata Suhendri.

Pesan Bobby Nasution ke Kadisdik Sumut yang Baru Dilantik, Hapus Pungli di Sekolah

 

Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Sumut, Suhendri.

Photo :
  • BS Putra/VIVA Medan

 

Suhendri menjelaskan sesuai informasi diperoleh, kronologi kejadian. Bahwa SZ memanggil korban bersama 6 siswa lainnya, terkait laporan hasil praktik kerja atau magang mereka lakukan tidak maksimal.

"Kalau kronologi kejadian, informasi kami dapatkan dari teman-teman kita minta tolong cek disana. Anak-anak kita melakukan praktik kerja, di salah satu tempat dan kurang maksimal," jelas Suhendri.

"Pihak sekolah mendapatkan laporan tersebut. Kemudian, pihak sekolah melalui oknum kepala sekolah ingin melakukan pembinaan, agar praktik kerja dapat dilakukan maksimal," kata Suhendri kembali.

Suhendri mewakili Disdik Sumut, menyayangi dugaan tindakan dilakukan SZ terhadap YN, yang berujung dengan tindakan kekerasan. Sehingga berdampak dengan korban meninggal dunia.

"Tapi, tentu kita menyayangi, bahwa pola yang dilakukan berujung perilaku diduga tindakan kekerasan terhadap siswa kita. Berdampak dengan saat ini," sebut Suhendri.

Atas kejadian ini, Suhendri mengatakan Disdik Sumut menyesalkan tindakan diduga SZ dan turut berduka cita atas meninggalnya korban tersebut.

"Sangat menyayangkan dan menyesalkan serta turut berduka cita atas meninggalnya anda kita, yang kita cintai ini. Semoga keluarga besar diberikan ketabahan dalam menerima keadaan," tutur Suhendri.

 

Jasad YN, pelajar SMK yang tewas diduga dianiaya oknum kepala sekolah.

Photo :
  • Tangkapan layar/VIVA Medan

 

Saat ini, Suhendri mengungkapkan kepala sekolah tersebut, dilakukan pemeriksaan dan pengawasan serta dimintai keterangan secara tertulis dari Cabang Dinas.

"Kita berharap dalam proses yang sudah berlanjut ke pihak kepolisian. Kita berharap semua bersabar sampai dengan fakta-fakta tetap sebagai acuan," tutur Suhendri.

Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Nias Selatan, Bripka Dian Octo Tobing mengungkapkan pihaknya, tengah melakukan penyelidikan kasus kematian YN, berdasarkan laporan disampaikan pihak keluarga korban ke Markas Polres Nias Selatan, Kamis 11 April 2024.

Dian menjelaskan kasus ini, berawal Sabtu pagi, 23 Maret 2024 sekira pukul 09.00 WIB. Dimana, korban bersama 6 siswa lainnya, dipanggil Kepala Sekolah dan diduga dihukum di salah satu ruangan kelas SMKN 1 Siduaori. Mereka dipanggil oleh SZ diduga dipicu saat magang di Kantor Camat tidak jauh dari sekolah tersebut.

Korban bersama rekannya, menolak apa diperintahkan Sekretaris Camat dan melaporkan hal itu, kepada SZ. Selanjutnya, kepala sekolah memanggil mereka dan menghukumnya. Saat diberi hukum tersebut, diduga SZ melakukan penganiayaan terhadap korban dibagian kepala.

Setelah itu, YN pulang ke rumah mengeluhkan sakit dan menceritakan apa dialaminya kepada orang tuanya. Dian mengatakan pada 27 Maret 2024 YN dibawa berobat dan menjalani perawatan di RS Thomsen Gunungsitoli. Selama dalam perawatan kondisi korban terus menurun.

"YN telah meninggal dunia pada Senin pagi, 15 April 2024 sekira pukul 18.30 di Rumah Sakit Thomsen Gunungsitoli," jelas Dian.