Perkenalkan Topaz, Asian Agri Inisiator Bibit Unggul Andalan Petani Kelapa Sawit

Head of Sosial Capital Asian Agri, David Alamsyah.
Sumber :
  • Dok Asian Agri

VIVA Medan - Perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Asian Agri, mendorong petani kelapa sawit didorong untuk memilih bibit berkualitas demi memetik panen yang baik dan maksimal. Seperti bibit sawit unggul Topaz produksi Asian Agri.

212 Ribu Pekerja Non Formal di Medan Bakal Dilindungi Jamsostek, Ini Manfaatnya

Head of Social Capital Asian Agri, David Alamsyah mengatakan, bibit kelapa sawit unggul Topaz merupakan hasil riset dan pengembangan puluhan tahun, yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS).

"Oleh karena itu kami berharap agar Topaz dapat menjadi pilihan petani kelapa sawit yang akan melakukan replanting,” tuturnya didampingi Head of Research & Development (R&D) Asian Agri, Tan Joon Sheong, saat buka puasa bersama insan pers di Medan, Kamis 14 Maret 2024.

Peringati 57 Tahun RGE Founder's Day 2024, PT Saudara Sejati Luhur Gelar Berbagai Bakti Sosial

Tan Joon Sheong menjelaskan, bahwa Topaz adalah bibit sawit unggul andalan para petani kelapa sawit karena terbukti memiliki produksi TBS yang tinggi. Katanya, Topaz merupakan bibit sawit unggul hasil penelitian dari Oil Palm Research Station (OPRS) yang merupakan bagian dari R&D Asian Agri.

"Sejak 1992, Asian Agri terus menseleksi dan menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica (gen-1). Pada tahun 1996-1998 OPRS Topaz memulai penanaman indukan Dura dan Pisifera terpilih di kebun benih Topaz berikut kombinasi persilangan generasi satu DxPnya," jelasnya.

Kolaborasi Asian Agri - Tanoto Foundation Gelar Pemeriksaan Kesehatan Massal

 

Head of Research & Development (R&D) Asian Agri, Tan Joon Sheong.

Photo :
  • Dok Asian Agri

 

Potensi produksi DxP Topaz dari hasil pengujian persilangan generasi satu selama enam tahun (1999-2004) berpotensi menghasilkan produksi 16 ton TBS/Ha pada TM1 dan rata-rata 31 ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi OER 22%. Berdasarkan potensi itulah OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz 1, 2, 3 & 4 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Indonesia pada 16 Januari 2004.

"Dikarenakan komitmen dari Manajemen Asian Agri yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggan OPRS Topaz dengan didukung pengujian persilangan generasi dua yang sangat intensif maka pada saat ini, Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang terbukti mempunyai potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM1 dan berpotensi melebihi 40 ton TBS/Ha pada TM 4 dengan potensi OER 29%,” jelas Tan Joon Sheong.

Lebih lanjut Tan Joon Sheong juga menyampaikan bahwa selain unggul dari segi kuantitas produksinya, Topaz juga memiliki ketahanan terhadap serangan Ganoderma (Topaz GT). 

“Selain unggul dari segi kuantitas produksi, Topaz juga memiliki ketahanan terhadap serangan Ganoderma. Sehingga pada 1 Februari 2019, OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz GT sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Indonesia," 

"Jadi bibit sawit unggul Topaz adalah bibit sawit yang sudah teruji dan terbukti, dan sudah seyogyanya menjadi andalan para petani kelapa sawit,” ujar Tan Joon Sheong menutup paparannya.

Sedangkan buka puasa bersama insan pers ini, Head of Social Capital Asian Agri, David Alamsyah menuturkan, ini sebagai momentum silaturahmi dan menjadikan peran jurnalis juga adalah mitra.

“Kami menyadari bahwa media massa memiliki peran penting untuk dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi bangsa ini, khususnya bagi industri kelapa sawit yang merupakan core business dari Asian Agri," sebutnya.

Sedangkan Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik, dalam sambutannya kepada Asian Agri untuk mengajak insan pers/media meninjau dan melihat langsung produksi kebun kelapa sawit perusahaan pelopor dari program kemitraan dengan petani kelapa sawit terbesar di Indonesia ini.

"Seperti halnya, terkait produksi dan perkembangan bibit Topaz yang diproduksi Asian Agri. Sehingga kami (insan media) dapat pelajaran tentang perkebunan Asian Agri," kata Farianda.