Soal Atlet Squash dan Taekwondo PON Sumut Diusir, Ini Penjelasan Hotel dan Dispora
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara dan manajemen hotel buka suara soal atlet squash dan taekwondo Sumatera Utara (Sumut) yang harus keluar dari hotel saat menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Penuh menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.
Manajer Operasional Hotel San Medan, Jiro menilai pihak Dispora harusnya jauh-jauh hari sudah ada perencanaan pemesanan kamar untuk atlet. Pihaknya mengklaim Dispora terkesan mendadak dan tidak ada kepastian di awal terkait mekanisme pembayaran.
Jiro mengaku, pihak hotel sudah memberikan toleransi 3 hari 2 malam kepada pihak Dispora untuk tenggat pembayaran biaya penginapan atlet taekwondo dan squash Sumut ini. Bahkan, sama-sama mencari solusi agar Dispora bisa membayar minggu pertama terlebih dahulu sebagai tanda kesepakatan
“Bahkan mereka buat surat pernyataan gitu loh, bakalan check out bila pembayaran tidak selesai pada Pukul 5 sore. Ternyata sudah jam 5 sore, pihak mereka ketika diminta pembayaran dikasih harapan palsu. Ujung-ujungnya jam 8 malam, pihak mereka pun tidak ada yang bisa komunikasi dengan kami. Kami nelpon ditolak dan gak diangkat gitu loh,” ucap Jiro, Kamis 8 Agustus 2024.
Dikatakan Jiro meski pihaknya sempat meminta atlet keluar dari kamar, namun karena alasan toleransi akhirnya atlet dan pelatih diperbolehkan menginap satu malam di hotel. Namun, keesokan paginya, tidak ada pihak Dispora Sumut yang merespon kepastian pembayaran.
Dikatakan Jiro, pihaknya juga telah memberikan waktu tiga hari untuk penyelesaikan pembayaran. Namun, dengan alasan prosedur pembayaran dari pihak Dispora yang belum ada kejelasan, pihaknya tidak bisa mentoleransi lebih lama. Bahkan, pihaknya mengaku baru menerima surat peminjaman kamar pada 6 Agustus, atau satu hari setelah atlet sudah masuk ke penginapan.
“Jadi mereka sekarang improvisasi sendiri, mereka datang di hotel kita hari pertama itu tanpa ada surat pemberitahuan terlebih dahulu. Harusnya kita pihak hotel gak boleh terima. Tapi, karena niat kami baik mau mendukung pemerintah. Tanpa ada kontrak dan hitam di atas putih, kita ijinkan tamu masuk dengan itikad baik mereka mau menyelesaikan ini atau besok,” kata Jiro.