Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan, LPS Jaga Stabilitas Keuangan dan Perbankan

Press conference tingkat bunga penjaminan LPS.
Sumber :
  • Dok LPS

VIVA Medan - Dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Senin, 20 Januari 2025. LPS telah melakukan evaluasi dan menetapkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) bagi simpanan dalam Rupiah di bank umum dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR), serta simpanan dalam bentuk valuta asing (valas) di bank umum. 

Perbarindo Sumut Gelar Seminar, Transformasi Digital dalam Dunia Perbankan

Berdasarkan hasil RDK tersebut, LPS memutuskan untuk mempertahankan TBP simpanan rupiah di bank umum dan BPR serta simpanan valas di bank umum.

Saat ini, TBP simpanan rupiah pada Bank Umum adalah 4,25% dan TBP simpanan rupiah pada BPR ialah 6,75%. Sedangkan untuk TBP simpanan valas pada bank umum adalah sebesar 2,25%.

Perkuat Tugas Pengawasan, LPS dan OJK Perbaharui Juklak Pertukaran Data dan Informasi

Penetapan tersebut salah satunya didasari untuk memberikan ruang lanjutan bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas dan suku bunga serta memperkuat stabilitas sistem keuangan dalam konteks antisipasi risiko di pasar keuangan. Selanjutnya, TBP tersebut akan berlaku untuk periode 1 Februari sampai dengan 31 Mei 2025. 

Perlu diketahui bahwa TBP simpanan adalah batas suku bunga simpanan maksimal agar simpanan nasabah perbankan dapat masuk program penjaminan simpanan.

Simpanan Nasabah BPR Pakan Rabaa Solok, LPS Siapkan Pembayaran

Lebih jauh, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa saat ini tingkat inflasi cenderung melandai sehingga mendorong mayoritas bank sentral global melakukan pemangkasan kebijakan moneternya. Pada saat yang sama, terjadi perubahan ekspektasi pelaku pasar yang menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global.

“Masih terdapat beberapa faktor risiko ketidakpastian yang perlu diantisipasi, antara lain: kebijakan baru pemerintahan Trump dan keberlanjutan pemangkasan Fed Rate yang berpotensi terhambat oleh peningkatan inflasi, dan perluasan fragmentasi geopolitik serta geoekonomi yang mengarah pada peningkatan kompetisi antar negara,” ucap Purbaya, Kamis 23 Januari 2025.

Halaman Selanjutnya
img_title