Capaian Lulusan UKMPPD 90 Persen, FK UMSU Yudisium 76 Dokter
- Dok UMSU
VIVA Medan - Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) menggelar yudisium dan pengambilan sumpah dokter angkatan ke-41 yang diikuti sebanyak 76 lulusan Program Pendidikan Profesi Dokter. Acara berlangsung khidmat dipimpin oleh Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP, digelar Auditorium UMSU Jalan Muchtar Basri No.3, Kota Medan, Jumat 25 April 2025.
“Alhamdulillah, saya lihat angka capaian IPK 4,00 hingga 3,81 banyak diperoleh ulusan pada angkatan ini. Dan Fakultas Kedokteran UMSU menjadi fakultas terendah jumlah retakernya di Indonesia. Artinya bahwa keberhasilan UKMPPD FK UMSU mencapai 90%," ucap Agussani, dalam sambutannya.
Rektor UMSU, mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap capaian para lulusan program studi pendidikan profesi dokter. “Alhamdulillah UMSU tidak pernah di bawah 70%. Sejak tahun 2018-2025 juga telah meluluskan 1.002 dokter yang tersebar di Indonesia maupun luar negeri,” ujar Prof. Agussani.
UMSU, lanjut Rektor, terus berkomitmen dalam mencetak dokter-dokter yang tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga berkarakter Islami. Rektor juga menyampaikan komitmen untuk terus mengembangkan FK UMSU sejalan dengan tuntutan pengetahuan dan perkembangan teknologi di bidang kesehatan. “Kami tengah menyusun roadmap pengembangan fasilitas kampus dan mendorong akreditasi internasional untuk FK UMSU,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini dia juga menyampaikan bahwa UMSU akan menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah 2027, dan dia memohon doa kepada para lulusan dan orangtua untuk keberhasilannya.
Sebelumnya, Dekan FK UMSU, dr. Siti Masliana, Sp.THT-KL(K), mengungkapkan bahwa angka retaker lulusan FK UMSU sangat rendah, hanya 8 dari total 3.000 peserta. Dia juga menyoroti fenomena yang terjadi terkait profesi kedokteran oleh karena itu dia berharap para alumni tetap menjaga nama baik fakultas dan universitas.
“Sumpah dokter adalah sumpah hipokrates, dan kami berharap seluruh lulusan menjaga etik, berbuat baik kepada guru, sejawat, maupun pasien. Profesi ini adalah amanah yang harus dijaga dengan kebudiluhuran,” tegasnya.