Produksi Gula di Sumut Masih Rendah, Menko Pangan: Tebu di Sini Seperti Stunting

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan saat panen tebu di Langkat.
Sumber :
  • Aris Dasril/VIVA Medan

VIVA Medan - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan menyoroti produksi gula di Sumatera Utara masih rendah. Hal ini, terlihat produktivitas tebu di Provinsi ini, masih jauh di bawah daerah lain, seperti Malang dan Lumajang.

BBKSDA Sumut Terapkan Pembayaran Non Tunai Masuk TWA Sejak Februari 2025

"Tanaman tebu di sini ibaratnya seperti stunting," ucap pria yang akrab disapa dengan Zulhas saat kunjungan kerja ke Pabrik Gula Kwala Madu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa 21 Januari 2025.

Kunjungan kerja ini, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya komoditas gula yang sangat dibutuhkan.

Usia 34 Tahun, Erin Ariyanti Dilantik Sebagai Ketua DPRD Sumut Periode 2024-2029

Zulhas pun, mendorong peningkatan produksi gula dengan membuka perkebunan tebu. Bila tidak harga gula di Sumut akan tetap mahal di pasaran. Hasil peninjauan di Pasar Sei Kambing, Kota Medan, gula Rp 19.000 per kilogram. 

Zulhas menargetkan produksi gula di Sumatera Utara meningkat drastis. Sehingga harga gula bisa ditekan dan normal di pasaran saat dibeli masyarakat. 

Realisasi Program 3 Juta Rumah, Ini Instruksi Pemprov Sumut Kepada Bupati dan Walikota

"Saya menargetkan dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun ke depan, produksi gula di Sumatera Utara dapat meningkat hingga 100%," ucap Zulhas.

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.

Photo :
  • BS Putra/VIVA Medan

Menurut Menko Zulkifli, saat ini PTPN hanya mampu menyuplai 20 persen dari total kebutuhan gula Sumatera Utara yang mencapai 150 ribu ton per tahun. Ia menekankan bahwa, PTPN seharusnya mampu menyuplai antara 75 ribu hingga 100 ribu ton. 

"Namun saat ini harga gula di Sumatera Utara masih lebih tinggi dibanding Jawa dan Bali, yaitu 19 ribu rupiah per kilogram, sedangkan di Jawa dan Bali hanya 18 ribu rupiah," jelas Ketua Umum PAN itu.

Zulhas mendorong kolaborasi antara PTPN dan masyarakat lokal untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tebu. 

"Hasilnya akan menguntungkan semua pihak, karena gula merupakan komoditas yang sangat menguntungkan dibandingkan sawit, padi, atau jagung," ungkap Menko Pangan.

Sementara itu Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung program swasembada gula nasional. Ia menargetkan peningkatan produktivitas tebu dari 70 ton per hektare menjadi 85 ton per hektare dalam tiga tahun mendatang. 

"Kami berharap kontribusi kami terhadap kebutuhan gula di Sumatera Utara dapat meningkat dari 20 persen menjadi 50 hingga 60 persen dalam waktu dekat," terangnya. 

Saat ini, PT Sinergi Gula Nusantara mengelola lahan seluas 6.200 hektare dan berencana untuk memperluas area tanam menjadi 9.000 hektare pada tahun 2027. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan disparitas harga gula antara Sumatera Utara dan wilayah lainnya dapat diminimalisir, serta memenuhi kebutuhan gula masyarakat dengan lebih baik.