PN Stabat Digeruduk Jelang Vonis Otak Pelaku dan Eksekutor Pembunuhan Paino, Ini Tuntutannya
- M Akbar/VIVA Medan
Sidang tuntutan terdakwa Luhur Sentosa Ginting, dalang penembakan dan pembunuhan berencana eks anggota DPRD Langkat, Paino.
- M Akbar/VIVA Medan
Ia melanjutkan, aktor intelektual itu atau terdakwa Tosa juga pernah terbukti melakukan tindak pidana pada tahun 2021 dengan hukuman yang dijatuhkan majelis hakim PN Stabat yakni 3 bulan kurungan penjara. Perkara dimaksud yakni penembakan dan tuntutan JPU saat itu dengan pidana penjara 6 bulan kurungan penjara.
"Sedangkan keempat terdakwa lain dalam perkara ini, telah dituangkan di dalam surat perdamaian bahwa, keluarga, istri dan anak-anak korban, telah memaafkan keempat terdakwa. Tapi, tidak untuk Tosa Ginting," tambahnya.
Dalam amar tuntutan JPU, Luhur Sentosa Ginting selaku otak pelaku atau aktor intelektual atau dalang pembunuhan berencana mantan Anggota DPRD Langkat, Almarhum Paino, dituntut pidana 20 tahun kurungan penjara.
Tuntutan untuk terdakwa Tosa sama dengan sang eksekutor penembakan, Dedi Bangun. JPU berpendapat, terdakwa Tosa terbukti bersalah melakukan tindak pidana melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, melanggar pasal 340 KUHPidana jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana.
Sebagaimana dalam dakwaan primair jaksa penuntut umum. Hal yang memberatkan terdakwa Tosa yakni, sebagai aktor intelektual dan perbuatannya menimbulkan penderitaan untuk keluarga korban. Terdakwa juga sudah pernah dihukum sebelumnya dalam kasus penembakan dengan hukuman 3 bulan kurungan penjara.
Kemudian terdakwa juga berusaha mengaburkan tindak pidana pembunuhan berencana tersebut dan tidak mengakui perbuatannya selama persidangan. Sementara hal yang meringankan, terdakwa masih berusia muda dan memiliki 3 anak masih kecil-kecil dan 1 istri.
