Seminar Wawasan Kebangsaan di Kampus IBBI, Edy Rahmayadi Paparkan Materi Great Leader

Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi saat sebagai pembicara seminar wawasan kebangsaan, di Kampus Universitas IBBI, Kota Medan.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi hadir di kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) Universitas Institut Bina Bisnis Indonesia (IBBI) sebagai pembicara pada seminar wawasan kebangsaan. Seminar wawasan kebangsaan dengan tema 'Mahasiswa Sebagai Penegak Nilai Pancasila dalam Keberagaman'.

Curhat ke Bacawagub Sumut Hasan, Berharap Ada Unit Layanan Disabilitas di Kampus

Kegiatan ini, berlangsung di Auditorium Lantai 7 Gedung Universitas IBBI di Jalan Sei Deli, Kota Medan, Jumat 20 September 2024. Dihadapan ratusan mahasiswa baru, Edy Rahmayadi menyampaikan materi Great Leader. Mantan Pangkostrad ini, memberikan pemaparan bagaimana sosok menjadi pemimpin hebat itu, harus memiliki keseimbangan dalam kehidupannya, seperti taat berdoa dan beribadah. "Kemudian, rela berkorban, tidak mengenal menyerah, memiliki kasih sayang dan menjadi contoh tauladan," kata Edy Rahmayadi.

Edy mengatakan lolos sebagai anggota TNI Angkatan Darat (AD) melalui Akadami Militer (Akmil) dan mengabdi sebagai prajurit TNI selama 32 tahun, dengan menjabat jabatan strategis, hingga puncak jadi Pangdam I Bukit Barisan dan Pangkostrad.

Diskusi dengan Kaum Muda, Bacawagub Hasan : Bahas Sumut yang Lebih Baik

Edy mengungkapkan kesuksesan dirinya berkarir di TNI, Ketua Umum PSSI hingga menjadi Gubernur Sumut, tidak lepas doa dari kedua orang tua. Terutama, ibu kandung dari jendral TNI bintang tiga itu. "Saya cium dan saya peluk dia (ibu kandungnya), gara gara dialah saya sekarang seperti ini," ucap Edy.

Edy mengatakan memiliki pendidikan yang berkualitas, harus diiringi memiliki etika kepada keluarga dan orang sekitar. Meski dihadapi dengan hambatan dan gangguan harus tetap memegang etika ditanamkan dalam diri. "Kemudia kau bisa mengimplementasikan intelektual dibidang masing-masing," ucap Edy.

Dosen di Medan Bunuh Suami dan Rekayasa Kematian, Polisi Buru Tersangka Lainnya

Edy mengajak ratusan mahasiswa baru Universitas IBBI dapat mengembang ilmu yang didapatkan di bangku kuliah serta mendapatkan transfer ilmu dari dosen. Sehingga mahasiswa baru merupakan calon pemimpin masa depan tanah air, terkhusus di Sumut ini. "Yang selalu mementingakn diri, sehingga tidak mempersiapkan infrastruktur pendidikan ini, tanpa pendidikan dunia ini gelap," kata Edy.

Edy juga mendorong mahasiswa baru tersebut, agar memahami pasar dan kebutuhan industri kedepannya dari ilmu yang didapatkan tersebut. Sehingga pasca kuliah, memberikan kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan nantinya.

"Sumut memerlukan anak-anak atau generasi muda yang terampil menjadi pemimpin masa depan dan dunia ini, alam ini akan menunggu hasil kita semua," tutur Edy. Sementara itu, kepada wartawan. Edy mengatakan wawasan kebangsaan ini, sangat diperlukan mahasiswa baru dan generasi muda dalam memahami nilai-nilai Pancasila agar dapat direalisasikan dengan baik dalam kehidupannya. "Wawawan kebangsaan tadi adalah salah satunya motivasi anak bangsa, sebenarnya banyak lagi motivasi. Ini lah yang harus dimotivasi terus anak-anak kita. Sehingga dia tahu benar nanti kemana, dia harus punya motivasi sampai selesai," jelas Edy.

Dalam peningkatan kualitas pendidikan di Sumut. Edy Rahmayadi menjelaskan diperlukan kolaborasi dan bergandengan tangan seluruh pihak dan stekholder terkait. "Bukan hanya selesai, tapi dia bisa berbuat apa, dapat terbatas, dapat dia mampu dan mahir untuk mengimplementasikan kepada masyarakat. Ini lah bersinergi berkolaborasi antara motivasi dan memberikan akademik kepada ada anak anak kita," ucap Edy.

Sementara itu, Rektor Universitas IBBI, B Ricson Simarmata mengucapkan terima kasih kepada Edy Rahmayadi yang sudah menyempatkan diri, untuk bersedia menjadi pembicara dalam seminar wawasan kebangsaan ini. "Dengan kehadiran pak Edy di kampus ini, apalagi bagi anak-anak muda, sangat luar biasa. Apalagi saat ini, hampir sudah tertinggal sekarang, karena generasi ini sangat sibuk dengan dunianya sendiri," sebut Ricson.

Atas hal itu, Rektor Universitas IBBI mengungkapkan diperlukan ilmu wawasan kebangsaan untuk menghadapi masa depan mereka, yang lebih baik dengan nilai-nilai Pancasila tersebut. "Apalagi akibat dari perkembang IT, untuk itu anak muda sekarang perlu di segarkan kembali pengetahuannya tentang wawasan kebangsaan ini," kata Ricson.