Pertamina 'Sulap' Limbah Kulit Udang di Medan, Jadi Kitosan Miliki Nilai Ekonomi

Pertamina dukung pengolahan olah kulit udang menjadi jotosan.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Kelompok Pekerja Mandiri Amanah (PEMANAH) binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fuel Terminal (FT) Medan Grup. Berhasil mengolah limbah kulit udang menjadi kitosan yang mempunyai nilai ekonomi. Kelompok Pemanah ini melakukan kegiatannya di Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.

Pertamina Sumbagut Menerima Anugerah Mitra Media 2024

Ketua Kelompok Pemanah, yang merupakan warga Pekan Labuhan, Syahrizal mengatakan, sejak berhasil membuat kitosan dipertengahan 2022, Kelompok Pemanah telah berhasil mengolah limbah kulit udang sebanyak 144 kg setiap 6 bulannya.

"Rata-rata 24 kg kulit udang perbulan yang berhasil diolah dan Alhamdulillah ada pemasukkan tambahan sekitar Rp5.600.000 per bulan,” jelas Syahrizal, Minggu 11 Juni 2023.

Dukung Aquabike 2024, Pertamina Sediakan Puluhan Ribu Liter BBM Berkualitas untuk Jetski

Kitosan merupakan zat anti bakteri, efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini disebabkan karena kitosan memiliki polikation alami yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Kitosan merupakan bahan pengawet alami, karena itu kitosan dapat diaplikasikan terhadap produk ikan selain garam dan produk pindang sebagai pengganti formalin.

Proses pembuatan kitosan dari kulit udang yaitu, kulit udang direbus dalam suhu 80-90 derajat Celsius dengan campuran beberapa bahan seperti Hcl dengan konsentrasi 37%, NaOH 40 gram/L dan 60 ml HaOH untuk mendapatkan senyawa kitin kemudian dikeringkan menggunakan oven dan digiling sehingga menjadi bubuk kitosan. Produk bubuk kitosan saat ini dijual kepada pengusaha pengopekan udang dan digunakan sebagai bahan pengawet alami makanan.

Dorong Peningkatan Ekonomi di 3T, Pertamina Resmikan 7 Titik BBM Satu Harga

Syahrizal mengungkapkan, saat ini kelompoknya sedang mengembangkan alat pembuat kitosan yang dapat mempersingkat waktu produksi.

“Kami sedang mengembangkan inovasi mesin kitosan yang menampung kurang lebih 10 kg limbah kulit udang basah dalam sekali produksi dan mempersingkat waktu produksi dari dua hari menjadi empat jam,” jelas Syahrizal.

Halaman Selanjutnya
img_title