Idolakan Choky Sitohang, Sosok Eko Rore Pernah Menjadi Buruh Bangunan Kini Sukses Sebagai MC

Eko Kurniawan 'Pak Eko'.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Sosok Eko Kurniawan sudah tak asing lagi sebagai master of ceremony (MC) di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Eko kerap tampil sebagai MC wedding, acara pemerintahan hingga acara coorporate dan kini juga aktif menjadi seorang influencer muda dan konten kreator.

KORMI Dukung SDM Sumut Unggul, 60 Pegiat Inorga Terima Tali Asih

Namun, pencapaian saat ini menempuh perjalanan panjang dan pelik yang harus dijalaninya. Eko pernah merasakan getirnya bekerja menjadi seorang buruh bangunan dengan gaji harian dan kini sukses menjadi seorang jurnalis muda dan pemandu acara terkenal.

Eko Kurniawan atau nama panggung Eko Rore atau yang juga sering disapa 'Pak Eko', pemuda berusia 29 tahun ini mengawali karir di dunia jurnalistik dan master of ceremony atau pemandu sejak tahun 2012. Berawal dari mimpinya yang mengidolakan sosok pembawa acara tanah air Adi Nugroho dan Choky Sitohang, Eko pun berkeinginan mengikuti jejak dua artis tersebut.

Edy Rahmayadi Sosok Pemimpin Bertanggungjawab dan Bermartabat

Selain itu, tertariknya ia terhadap dunia broadcasting akhirnya mengantarkannya mengemban pendidikan Ilmu Komunikasi di tahun 2012 setelah tamat Sekolah Menengah Atas.

“Jadi dulu, waktu jaman Sekolah Dasar suka tampil depan umum, waktu itu ingat moment acara Academy Fantasi Indosiar (AFI) , suka peragain didepan kawan kawan sekolah, jadi pembawa acara, ya gak pernah mikir sekarang memiliki profesi pembawa acara, karena dulu memang suka tampil aja, akhirnya masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) kalau ada acara pentas seni, aktif beranikan diri untuk jadi pembawa acara atau MC, sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat punya ketertarikan untuk jadi pembawa acara, pada saat SMA juga sering tampil acara - acara sekolah,” cerita Eko, Selasa 9 Mei 2023.

LPKAN Sumut 'Cium' Dugaan Kecurangan Seleksi Pegawai Perum PDAM Tirtanadi

Tahun 2012, tamat dari SMA ingin melanjutkan ke perguruan tinggi dan akhirnya mencari Universitas yang memiliki jurusan broadcasting atau publik speaking, karena ingin terus belajar dan mengembangkan bakat di dunia pemandu acara.

“Terus mencoba peruntungan ikut jalur undangan SNMPTN , ambil jurusan Ilmu Komunikasi di UIN Jakarta dan UIN Bandung, tak lulus. Setelah itu tidak mau lagi coba Universitas Negeri, langsung mencari informasi, tanyak kesana - kemari, akhirnya ketemu sama Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan (STIKP), kebetulan ada jurusan Jurnalistik dan Public Relation dan sangat tepat di kampus ini sekolah khusus komunikasi, tanpa berpikir panjang langsung daftar dan akhirnya menjalani kuliah di sana,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title