Dorong Petani Sejahtera, Asian Agri Perkenalkan Benih Kelapa Sawit Unggul Topaz
- Aris Dasril/VIVA Medan
Yopy menjelaskan, bila pada 1989, fasilitas Research & Development didirikan di Tebing Tinggi, Sumatra Utara dengan tujuan untuk mendapatkan standar praktik budidaya terbaik. Kemudian, di tahun 1992, Asian Agri melalui Oil Palm Research Station (OPRS) melakukan seleksi indukan Dura dan Pisifera terbaik dari Costa Rica untuk mendapatkan bahan tanam unggul terbaik.
Katanya, keunggulan Benih Topaz dapat terlihat pada saat merilis empat varietas pada 2004, yaitu Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3, dan Topaz 4, yang berdasarkan pengujian multi-lokasi di Sumatra Utara dan Riau, dengan tiga jenis tanah berbeda, mampu berproduksi tinggi.
"Karena itu, benih Topaz mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lokasi di Indonesia," ujarnya.
Selanjutnya, pengujian tersebut tidak berhenti sampai generasi 1 saja, Asian Agri tetap melakukan pengujian hingga ke generasi 2 yang merupakan keturunan langsung dari indukan yang tertanam di OPRS Topaz pada 1996.
Berdasarkan pengujian generasi dua yang komprehensif dan intensif, saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang telah teruji dan terbukti dapat menghasilkan 24 ton Tandan Buah Sawit (TBS) di Tahun Menghasilkan (TM) 1, rata-rata 38 ton TBS pada TM 3 s/d TM 6 dan Oil Extraction Rate (OER) 29% dengan potensi Crude Palm Oil (CPO) lebih dari 10 ton/ha.
Kemudian sebagai komitmen Perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, maka pada 2019, OPRS merilis Varietas DxP Topaz GT berdasarkan pengujian dengan penggunaan isolat Ganoderma yang paling agresif sehingga Topaz GT dapat beradaptasi lebih baik pada daerah dengan tingkat serangan Ganoderma yang tinggi.
Selanjutnya, Yopy juga menjelaskan, awalnya bibit Topaz lebih banyak ditanam oleh petani-petani kelapa sawit swadaya, dan dari petani sawit swadaya inilah bibit Topaz dikenal luas.