Bencana Alam 2024 di Sumut: 677 Kejadian, 63 Orang Meninggal dan 297 Ribu Jiwa Menderita
- Dok Pemprov Sumut
Ia mengatakan, dari kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, BPBD Sumut melaksanakan komunikasi, informasi edukasi kepada masyarakat, mulai dari keluarga, siswa, dan unsur aparatur pemerintah daerah, serta penguatan ketahanan daerah.
“Di tahap kesiapsiagaan seperti itu, sebagai tanggap darurat kita siapkan bantuan logistik ke kabupaten/kota yang telah dianggarkan di APBD. Kemudian melakukan pendampingan melalui tim reaksi cepat yang terdiri dari unsur Pemda dengan melihat status daerah, siaga, transisi (melakukan kaji kebutuhan bencana),” katanya.
Kepala BBMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho menyampaikan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang terjadi sepanjang tahun 2024 sebanyak 108 kejadian. Bulan Oktober adalah waktu terbanyak terjadi bencana.
“Secara umum bencana pada tahun 2024 disebabkan karena adanya konvergensi dan belokan angin, di Wilayah Sumatera Utara, serta adanya faktor global IOD negative dan faktor regional MJO yang berada di Samudera Hindia,” terangnya.
Diketahui, bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan yang terjadi di wilayah ekuator Samudera Hindia. Sementara Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode kurang lebih 30-60 hari.
Curah hujan tahun 2025, lanjut Hendro, diprediksi mendekati kondisi normal meskipun terdapat potensi La Nina lemah pada awal tahun. Meski demikian, bencana hidrometeoroli tetap harus menjadi perhatian dan kewaspadaan semua pihak.