Memecah Ombak dan Badai, KPU Sumut Jangkau Suara Rakyat di Pulau Terluar Nisel
- Tangkapan layar/VIVA Medan
VIVA Medan - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bersama jajarannya, sukses menyelenggarakan Pilkada Serentak tahun 2024. Namun, ada kisah menantang maut dengan memecahkan ombak dalam mendistribusikan logistik Pilkada 2024, di pulau-pulau terluar di Kabupaten Nias Selatan (Nisel).
KPU Sumut dengan tagline 'Rakyat Memilih, Rakyat Menentukan'. KPU Sumut dan KPU Nisel menjemput suara rakyat di pulau terluar, untuk menentukan hak pilihnya, dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nisel tahun 2024. Dalam pendistribusian logistik ke pulau terluar di Kabupaten Nisel.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) KPU Nisel, bersama Polres Nisel dan Bawaslu Kabupaten Nisel, hanya menggunakan sampan menembus ombak tinggi untuk mengantarkan logistik Pilkada ke Kecamatan Pulau-pulau Batu. Kemudian, Kecamatan Tanah Masa, dan Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur dan Kecamatan lainnya.
"Izin melaporkan komandan, personel pengamanan TPS Desa Bale-bale Kecamatan Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, kondisi cuaca sedang badai komandan," ucap petugas kepolisian, Briptu Agung Handoko melakukan pengamanan pendistribusian.
Tim gabungan pendistribusian logistik Pilkada 2024, diatas sampan dengan guncangan ombak tinggi Samudera Hindia. Dalam video yang viral di media sosial itu, para petugas harus menyingkirkan rasa takut, dan berdoa untuk Keselamatan dengan tujuan surat suara tiba di lokasi tujuan dengan baik.
"Semoga selamat sampai tujuan, doakan selamat ya pak ya. Angin kencang ombak tinggi," sebut Briptu Agung dalam video tersebut.
Ketua KPU Kabupaten Nisel, Benimeritus Halawa mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama TNI/Polri dan Bawaslu Kabupaten Nisel, sudah melakukan pendistribusian logistik Pilkada hingga H-1 pencoblosan sudah melakukan 100 persen. "Kita memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memenuhi pilih masyarakat di Kabupaten Nias Selatan, termasuk di pulau terluar. Meski harus melawan ombak bertarung Nyawa saat melakukan pendistribusian," kata Beni saat dikonfirmasi VIVA, Selasa 26 November 2024.
Sebagai informasi Daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada 2024 sebanyak 210.841 pemilih di Kabupaten Nisel. Lanjut, Beni menjelaskan dengan jumlah 35 Kecamatan di daerah ini, terdapat 461 desa dam kelurahan. "Kita di Kabupaten Nisel ada 685 TPS," sebutnya.
Beni mengatakan bahwa dalam pendistribusian logistik yang dihadapi petugas gabungan adalah badai dan ombak besar saat cuaca buruk melintasi laut menuju pulau-pulau terluar di Kabupaten Nisel. "Terhalang karena situasi badai dilaut, yang dihadapi kita dalam pendistribusian logistik. Bersyukur kita bisa berjalan dengan baik dan maksimal," ucap Beni.
Tidak saja pendistribusian, hal serupa bakal terjadi saat pengawalan petugas gabungan saat menarik kembali logistik dari pulau-pulau tersebut.
Sementara itu, Kapolres Nias Selatan AKBP Boney Wahyu Wicaksono, juga mengakui personil kepolisian dalam pengawalan pendistribusian bersama KPU dan Bawaslu harus hadapi badai dan bertarung nyawa dalam melalui laut. "Untuk di Nias Selatan, kita jauh-jauh hari sudah berkordinasi dengan KPU dan Bawaslu, di pulau-pulau terluar. Dimana ada 7 Kecamatan disana. Sudah berangkat (dilakukan pendistribusian) sejak 22 November 2024 kemarin," jelas Boney saat dikonfirmasi VIVA.
Dengan menggunakan transportasi seadanya, sehingga petugas gabungan pendistribusian harus bekerja ekstra hingga beresiko tinggi untuk keselamatan mereka. "Sudah dilakukan pengamanan dan pengawalan oleh pihak kepolisian, Panwas, dan PPK masing-masing. Yang bertanggungjawab dengan logistik tersebut. Ada beberapa daerah harus menggunakan robin atau sampan kecil, harus dilalui menggunakan sampan kecil, karena kondisi yang berputar untuk menuju lokasi tersebut," jelas Kapolres Nisel.
"Masyarakat sehari-hari, menggunakan sampan seperti itu. Tidak ada, yang lain. Yang ada kapal besar dari Teluk Dalam, ke Pulau Batu saja," kata Boney.
Boney mengatakan tidak saja melalui laut dengan badai dan ombak besar. Petugas gabungan pendistribusian logistik, juga harus melalui jalur hutan hingga mendaki pengunungan dengan jalan terjal. "Kalau hutan seperti ini, harus jalan kaki, naik sepeda dan motor trail lagi sampai ke desa-desa," jelas Boney.
Perwira polisi melati dua mengungkapkan yang menjadi tantangan besar dalam pengawalan logistik Pilkada adalah faktor cuaca dengan kondisi angin kencang hingga badai dihadapi. "Sudah pasti kondisi cuaca, ombak, cuaca tidak bisa diprediksi kata BMKG, bisa panas, hujan, tiba-tiba ada angin kencang. Hal seperti itu, kerap dialami. Tapi, kita sudah melakukan kordinasi itu, dengan KPU dan Bawaslu dalam pendistribusian logistik ini," jelas Boney.
Dalam pengamanan Pilkada serentak di Kabupaten Nisel, dengan melibatkan 243 personil dari di Polres, dibantu personel BKO dari Polda Sumut, dari TNI dan pemerintah setempat. "Dari BKO Polda Sumut 511 personel, tambah 50 personel Brimob. Kalau keamanan kita tetap melakukan timigasi dari faktor alam, termasuk personel jangan sampai sakit, jangan sampai kena DBD, angkutan kenderaan bermotor sudah siap atau belum. Amit-amit jangan sampai macet ditengah jalan. Situasi Katibmas disana, termasuk di desa-desa," katanya.
"Saya harapkan seluruh pihak bisa melakukan tugasnya dengan maksimal. Pihak penyelenggara, ada KPU dan Bawaslu fokus dengan tugasnya masing-masing, TNI/Polri dari sisi keamannya. Peserta Pilkada bisa menjaga Katibmas yang ada," ucap Kapolres Nisel kembali.