Calon Pramugari Diduga Meninggal Tak Wajar, Polda Sumut Minta Keterangan Ayah dan Kakak Ade Nurul
- Istimewa/VIVA Medan
VIVA Medan - Penyidik Polda Sumut dijadwalkan memintai keterangan keluarga dari calon pramugari Sumatera Flight, bernama Ade Nurul Fadilah (19), hari ini, Rabu 30 Oktober 2024. Pemeriksaan saksi-saksi dari keluarga calon pramugari tersebut, dilakukan di Subdit Jantanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut.
"Dimintai keterangan hari ini, bapak dan kakak (dari Ade Nurul Fadilah)," ucap Thomy Faisal S. Pane, selaku kuasa hukum keluarga Ade Nurul Fadilah saat dikonfirmasi VIVA, Rabu 30 Oktober 2024.
Meminta keterangan saksi dari keluarga Ade Nurul, berdasarkan Polda Sumut dengan nomor: STTLP/B/1507/X/2024/SPKT Polda Sumut. Thomy menjelaskan kasus ini, berawal keluarga Ade Nurul mendapatkan telepon dari pihak sekolah, Selasa malam, 1 Oktober 2024, sekitar pukul 23.00 WIB bahwa korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) USU, Kota Medan.
"Awal kejadian tanggal 1 Oktober 2024. Sekitar jam 10 malam, dia masih sehat. Masih telpon dan video call sama pacarnya. Jam 11 dikabari oleh pihak kampus, katanya si korban ini sakit. Tidak lama dikabari sudah meninggal dunia," sebut Thomy.
Kemudian, pihak keluarga datang ke RS USU, Rabu dini hari, 2 Oktober 2024, sekitar pukul 02.00 WIB. Keluarga membawa jasad korban ke rumahnya Jalan Mandiri Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. "Kami tanyakan sama pihak dokter, kata pihak dokter tidak sempat pegang korban dalam penanganan medisnya," jelas Thomy.
Thomy mengaku belum bisa menyimpulkan Ade Nurul tewas meski beredar dugaan penganiayaan. Tapi, Ade sempat bercerita dengan kekasihnya sudah tidak merasa nyaman sekolah di Sumatera Flight. "Kalau dianiaya tidak, tapi cuma kalau saya dapat informasi, dengan waktu berbeda ya. Sudah tidak nyaman dan tidak tenang disitu. Tapi tidak membilang penyebabnya apa, karena korban tertutup," kata Thomy.
Atas kematian Ade Nurul yang dinilai tidak wajar tersebut. Thomy mewakili pihak keluarga mengajukan ekshumasi atau pembongkaran pemakaman untuk dilakukan autopsi kepada pihak penyidik kepolisian. "Saya juga mengajukan ekshumasi, Karena untuk memastikan ada pidana atau tidak. Dari ekshumasi atau autopsi baru tahu. Baru tahu, apa penyebab kematiannya. Masih menduga-duga semuanya. Karena tidak visum atau otopsi dilakukan. Kan tidak tahu apa penyebab kematiannya," ujar Thony.
"Dari pada kita tebak-tebak buah mangis, kita minta ada ekshumasi. Kita otopsi dulu, apa penjelasannya," tutur Thomy kembali.
Thomy mengatakan sepekan pasca meninggalnya, Ade Nurul. Pihak keluarga mendatangi Sumatera Flight, untuk mengambil barang-barang almarhuma. "Ini versi keluarga pola (kunci hape) sudah terbuka," kata Thomy.
Thomy mengatakan pihaknya bersyukur kasus ini, mendapatkan perhatian khusus dari Polda Sumut. Dia mengungkapkan pihak keluarga akan dimintai keterangan oleh penyidik Subdit Jantanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut. "Alhamdulillah mendapatkan respon baik dari Polda Sumut dan mendapatkan atensi dari bapak Kapolda Sumut. Besok kita dimintai keterangan di Jantanras Polda Sumut," jelas Thomy.