Dihadapan Ratusan Mahasiswa Baru di Kampus MBP, Pesan Edy Rahmayadi Jadi Pemimpin Beretika

Tokoh masyarakat Sumut, Edy Rahmayadi saat memberikan materi wawasan kebangsaan dan bela negara di Kampus MBP.
Sumber :
  • BS Putra/VIVA Medan

VIVA Medan - Universitas Mandiri Bina Prestasi (MBP) dan Politeknik MBP menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2024/2025, diikuti ratusan mahasiswa berlangsung di Kampus Politeknik MBP, di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, 7 hingga 9 Oktober 2024.

Megawati Berikan Tugas Khusus ke Yasonna Laoly, Antisipasi Gerakan TSM di Pilgub Sumut

Pada hari pertama pelaksanaan PKKMB, Universitas MBP dan Politeknik MBP, diisi dengan materi wawasan kebangsaan dan bela negara dengan dihadiri tokoh masyarakat Sumut , Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Edy Rahmayadi sebagai pembicara.

Dalam menyampaikan pemaparan wawasan kebangsaan dan bela negara, Edy Rahmayadi mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas MBP dan Politeknik MBP, memberikan kesempatan berbagi ilmu kepada mahasiswa baru.

Sindir Menantu Mulyono, Hasto: Ada Pemimpin yang Maunya dari Atas

"Saya terima kasih sudah diundang di sini, jadi lah materi wawasan kebangsaan, yang di perlindungan nasional. Tempat sangat presentatif, dimana saya diundang wajib saya datang," kata mantan Pangkostrad itu.

Edy Rahmayadi menegaskan dirinya tidak akan berbicara politik, apalagi berkampanye. Karena Kampus tidak membahas politik, tanpa membahas masa depan cemerlang dalam kehidupan dan masa depan.

Kader PDIP Tak Dukung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut, Hasto: Kalau Itu Kita Pecat

“Saya di sini tidak akan berbicara politik, saya tidak berbicara politik pun, saya akan menjalankan politik,” sebut Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu.

Edy Rahmayadi mengaku tidak mau berbicara tentang dirinya berbicara politik di forum ini. Karena, pelajar baru dan orang tua yang hadir dalam kegiatan sudah cerdas menyikapi apa yang disampaikannya.

“Saya tidak akan menjual harga diri saya, saya diundang tidak akan berkampanye, pastikan itu. Saya pernah jadi dosen, tapi saya tidak bisa jadi dosen podium,” tegas Edy Rahmayadi. 

Edy Rahmayadi menjelaskan kampus ini, sebagai sarana perkuliahan dalam metode belajar dan mengajar, dan kuliah ini hanya proses tempat belajar dan mengajar. 

"Tempat ini, menjadikan orang mahir. Dapat paham hingga dapat mahir. Bagaimana orang itu, kuliah meski kuliah di Amerika Serikat, satu tahun pulang tidak lulus. Ada sekolah di Singapura tidak lulus, jangankan kalian, tentara pun banyak," ucap Edy Rahmayadi. 

Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa orang pintar yang berguna bagi orang lain dan memiliki etika. Sehingga ia mengatakan kepada mahasiswa-mahasiswi baru belajar di Kampus MBP dengan raksasa untuk mencapai masa depan cemerlang. 

"Kata siapa MBP tempat kecil, kata siapa?. Tapi, menjadi orang besar yang bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berguna itu, orang bermanfaat untuk orang lain. Bohong kau tidak berilmu, kau bisa bermanfaat orang lain," jelas Edy Rahmayadi. 

"Orang tidak berilmu pasti merugikan orang lain. Karena itu, di dalamnya ada etika. Ini lah anak-anak ku di kuliah orang tua di sini," tutur Edy Rahmayadi kembali. 

Edy Rahmayadi berpesan kepada siswa baru untuk selalu menghormati dan menyayangi orang tua, yang sudah berjuang dengan susah payah untuk membiayai anaknya agar mendapat pendidikan yang baik dan memiliki masa depan yang sukses di masa depan. 

"Susah orang tua menyelesaikan biaya kuliah ini, pasti susah orang itu kita itu. Karena aku tahu berapa uang yang dikeluarkan untuk kuliah di Sumut ini. Jadi aku tahu berapa yang dikeluarkan orang tua mu itu," kata Edy Rahmayadi. 

Dalam materi wawasan kebangsaan dan bela negara, Edy Rahmayadi menjelaskan bahwa ada 5 poin yang ditekankan, yang harus dipahami bersama.

“Pertama itu ketahanan nasional, ada ketahanan pangan, ketahanan negara, ada ketahanan sosial, total 21 ketahanan,” jelas Edy Rahmayadi. 

Yang kedua, Edy Rahmayadi mengungkapkan adalah kewaspadaan nasional, dengan turunnya ada tiga belas di bawahnya.

"Ketiga adalah wawasan nusantara, cara pandang. Cemana melihat nusantara," tutur mantan Ketua Umum PSSI itu. 

Keempat, Edy Rahmayadi mengatakan adalah sistem manajemen nasional. Ia menjelaskan dalam poin keempat ini. Sosok pemimpin baik dari Kepala Desa, Bupati, Walikota Gubernur dan Presiden, mengikuti diatur dalam sistem manajemen nasional.

“Yang kelima Kepimpinan Nasional, dimana pemimpin harus memiliki integritas, etika, ini bisa kita bahas sangat panjang ini,” kata Edy Rahmayadi. 

Dalam kegiatan ini, Ketua Yayasan MBP, Christianto YV Tarigan, SE, MH, Rektor Universitas MBP, Dr Sarman Sinaga, SE , MM dan Direktur Politeknik MBP, Saut M. Banjarnahor, SP., MP.