Selamatkan Generasi Muda, Prof Ridha Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia

Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof Dr dr Ridha Darmajaya.
Sumber :
  • Istimewa/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) kembali mengingatkan masyarakat khususnya orang tua akan dampak buruk terhadap penggunaan gadget yang berlebih. Dirinya melihat potensi berbahaya yang mengancam para generasi muda, yang menggunakan gadget dalam waktu yang cukup lama.

Bakal Lawan Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024, Ijeck: Bersaing Secara Sehat

"Salah satunya kesehatan, seperti saraf kejepit, leher sakit, pusing, tangan kesemutan, pegel, dan pundak berat," ungkap Prof Ridha saat memberikan sambutan di acara pelantikan Pengurus Pusat GGSI di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumut, Sabtu 12 Agustus 2023.

Gejala awal ini sambung Prof Ridha biasanya dirasakan usia 50 an ke atas. Tapi saat ini kondisi tersebut juga sering dialami generasi muda akibat penggunaan gadget berlebih.

Sosok Pemimpin Semua Golongan, BKPRMI Sumut Dukung Ijeck Maju di Pilgub Sumut

"Ini akan menjadi sangat mengerikan karena menjadi penyebab kelumpuhan tangan dan kaki, seksualitas hilang, buang air besar dan kecil tak terasa atau loss, dan lainnya. Tidak ada obat yang menyelesaikan dan tidak ada operasi yang menyembuhkan yang berakhir cacat bahkan tak menutup kemungkinan berpotensi akan kematian," ujarnya.

Untuk alasan itulah Gerakan Gadget Sehat hadir di Indonesia dalam upayanya mengkampanyekan penggunaan gadget secara sehat.

Giliran Demokrat, Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Cagub Sumut 2024

"Gerakan kita baru seumur jagung. Tapi kenapa harus dilakukan. Sebenarnya ini banyak pihak sudah dilakukan. Tapi yang kita lakukan adalah orisinalitasnya memulainya dari segi fisik. Sejauh ini banyak yang bergerak tentang konten gak sehat seperti pornografi dan sejenisnya. Nah, Kita mengawali fisiknya dulu," ujar Prof Ridha.

Apalagi ungkap Prof Ridha, Indonesia mendapatkan bonus demografi dengan pertumbuhan penduduknya. Tapi dengan penggunaan gadget berlebih justru bonus demografi ini akan menjadi bencana demografi. Ditambah lagi persaingan yang semakin tinggi. Orang asing bisa masuk dan banyak hal mulai dikerjakan oleh mesin. Sehingga pekerjaan akan semakin sulit didapat.

Halaman Selanjutnya
img_title