Disaksikan Kapolri, Irjen Pol Prof Dadang Hartanto Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UMSU

Irjen Pol Prof Dr Dadang Hartanto dikukuhkan menjadi Guru Besar UMSU
Sumber :
  • BS Putra/MEDAN VIVA

VIVA Medan - Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof. Dr. Agussani MAP mengukuhkan Irjen Pol Prof. Dr. H. Dadang Hartanto S.H., S.I.K., M.Si, sebagai guru tetap UMSU. Acara pengukuhan guru besar ini, berlangsung di Auditorium Kampus UMSU di Jalan Kapten Muchtar Basri, Kota Medan, Sabtu 27 Mei 2023.

Pemilihan MWA USU 2025-2030 : 37 Pendaftaran, 33 Lulus Administrasi

Prof Dadang ditetapkan sebagai guru besar UMSU dari Bidang Ilmu Administrasi Publik. Kegiatan pengukuhan ini, dihadiri langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi, Listyo Sigit Prabowo, Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir.

Kemudian, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut, Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani, Kepala LLDikti Sumatera Utara Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang, jajaran rektorat UMSU, jajaran Polri, Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan.

Mensos Gus Ipul Beberkan Solusi Entaskan Kemiskinan Berbasis DTSEN dan Sekolah Rakyat

Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP mengucapkan selamat kepada Prof Dadang, yang dikukuhkan sebagai guru besar. Sehingga pengukuhan guru besar ini, sangat mendukung aktivitas akademik di UMSU ini.

"Dengan izin Kapolri, beliau (Irjen Pol Prof Dr Dadang Hartanto) bisa mengajar di UMSU ini. Hari ini juga sebagai momentum bersejarah bagi UMSU, karena bisa menggelar rangakaian acara pengukuhan guru besar Irjen Pol Prof. Dr. H. Dadang Hartanto S.H., S.I.K., M.Si," ucap Agussani.

Pemerintah Indonesia Segera Bangun 4 Sekolah Rakyat di Sumut, Ini Kata Mensos

Agussani mengungkapkan keberhasilan Prof Dadang menjadi guru besar, menjadi kebahagiaan bagi UMSU. Baik secara internal universitas maupun perserikatan Muhammadiyah dan institusi Polri.

"Mendapat gelar guru besar, perlu perjuangan dan pengorbanan dengan tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pengabdian. Menjadi guru besar harus memiliki syarat seperti publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal internasional hingga aktivitas ilmiah," kata Agussani.

Agussani menilai Prof Dadang sosok istimewa bagi UMSU, karena masih aktif dinas di kepolisian dan sukses berkiprah di dunia akademik.

"Semoga semangat Prof Dadang menjadi inspirasi bagi civitas UMSU lainnya, yang sedang disiapkan diri menjadi guru besar," kata Agussani.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir ikut serta mengucapkan Prof Dadang sebagai guru besar tetap UMSU. Ia menilai Prof. Dr. Dadang, yang memiliki etos akademis di luar dari tugasnya sebagai abdi negara di Kepolisian.

Haedar mengungkapkan bahwa semangat pembelajar sampai meraih pangkat akademik tertinggi di usia muda, berhasil dicapai Prof. Haedar. Karena, Prof meraih guru besar di UMSU, tidak berlangsung instan melainkan melalui proses panjang dan penuh perjuangan.

“Saya tahu itu, jejak beliau meraih kepangkatan guru besar penuh perjuangan dan tidak instan, Pak Kapolri,” ucap Haedar.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto menyampaikan saat ini seluruh pihak, dihadapkan dengan lingkungan dengan karakteristik Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA) yang dinamikanya sangat tinggi akibat terpaan media sosial.

"Dinamika sosial yang bergejolak itu, menjadi tantangan oleh setiap organisasi, baik swasta maupun pemerintah. Aspek VUCA dalam dinamika. Perlu disadari menjadi aspek, yang harus diperhitungkan agar organisasi dalam administrasi publik, tetap berkembang dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," sebut Dadang.

Mantan Waka Polda Sumut itu, mengatakan lingkungan VUCA memerlukan organisasi pintar yang menghasilkan tatakelola pemerintah yang pintar pula agar tatakelola pemerintah yang baik dan diterima oleh publik.

"Oleh karena itu, pada kesimpulan orasinya bahwa dinamika itu, memerlukan organisai pembelajaran. Dimana model organisasi pembelajaran Peter Senge menjadi pilihan dalam orasi ilmiah," jelas Prof. Dadang.